
Vaksin Corona Pfizer Ces Pleng, Harga Batu Bara Terusik

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga kontrak batu bara termal Newcastle di awal pekan ini ditutup dengan koreksi tipis. Koreksi yang terjadi kali ini adalah hal yang wajar mengingat harga batu bara sudah menyentuh rentang level tertingginya dalam tujuh bulan.
Pada perdagangan hari Senin (9/11/2020), harga batu bara kontrak berjangka termal Newcastle ditutup melorot 0,32% ke US$ 62,15/ton. Pada pekan lalu harganya ditutup di US$ 62,35/ton.
Terhitung sejak 13 Oktober sampai akhir pekan lalu, harga kontrak batu bara telah melesat sebesar 16,2%. Dengan kenaikan fantastis tersebut dalam kurun waktu kurang dari satu bulan membuatnya rawan terkoreksi akibat aksi ambil untung oleh para trader.
Ada beberapa sentimen yang akan menjadi penggerak harga kontrak batu bara minggu ini. Pertama tentu dari kabar vaksin Covid-19 buatan Pfizer yang disebut ampuh dan tanpa efek samping. Kabar tersebut tentu menjadi berita positif di pasar yang bakal menaikkan risk appetite investor.
Keberadaan vaksin yang efektif dan aman bakal membuat ekonomi bangkit lagi. Sektor energi dan industri pun bisa bergairah. Kabar positif vaksin akan menjadi katalis bagi harga batu bara.
Namun jalan untuk mendapatkan vaksin yang aman dan ampuh masih panjang. Vaksin harus disetujui oleh otoritas kesehatan terkait dulu, diproduksi secara masif dan didistribusikan secara mengglobal.
Untuk memproduksi miliaran dosis vaksin dan mendistribusikannya ke ratusan negara hingga setiap negara melakukan vaksinasi masal tentu memakan waktu. Sementara lonjakan kasus akibat Covid-19 di AS dan Eropa terus meningkat membuat lockdown kembali marak diterapkan.
Sehingga jika lockdown semakin santer terdengar, maka ini akan mengimbangi potensi tekanan ke atas terhadap batu bara.
Selain dua faktor di atas pergerakan harga batu bara juga dipengaruhi oleh pasokan di China. Selama ini ketatnya pasokan Negeri Panda membuat harga batu bara domestiknya melonjak. Sebagai informasi harga batu bara termal Qinhuangdao masih berada di atas zona hijau.
Zona hijau merupakan target informal rentang harga batu bara yang dipatok oleh pemerintah. Zona hijau dipatok di RMB 500 - RMB 570/ton. Namun kini harga batu bara termal berkalori 5.500 Kcal/Kg itu dibanderol RMB 616/ton.
Dalam kondisi normal perusahaan setrum dan importir lainnya akan beralih mengimpor batu bara karena harga lokal sudah sangat tinggi dan menggerus margin. Bayangkan saja, harga batu bara impor lintas laut (seaborne) bahkan lebih murah US$ 35/ton dibanding batu bara domestik China.
Namun adanya kebijakan kuota impor China ditambah dengan lemahnya impor ke negara tersebut beberapa bulan terakhir membuat pasar batu bara terdiskoneksi.
Ke depan, seiring dengan masuknya musim dingin dan penetapan baru kebijakan kuota impor berpotensi akan membuat harga terdongkrak.
"Dalam jangka menengah, kami masih berpersepsi positif terhadap harga batu bara. Permintaan global lambat laun akan meningkat, yang dibarengi dengan pengurangan produksi, akan menyeimbangkan harga," sebut Toby Hassel, Analis Refinitiv.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Demand Belum Membaik, Industri Batu Bara Butuh Relaksasi Ini