To The Moon! Harga Batu Bara Sentuh Harga US$ 67/ton

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
24 November 2020 11:33
Aktivitas bongkar muat batubara di Terminal  Tanjung Priok TO 1, Jakarta Utara, Senin (19/10/2020). Dalam satu kali bongkar muat ada 7300 ton  yang di angkut dari kapal tongkang yang berasal dari Sungai Puting, Banjarmasin, Kalimantan. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)  

Aktivitas dalam negeri di Pelabuhan Tanjung Priok terus berjalan meskipun pemerintan telah mengeluarkan aturan Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) transisi secara ketat di DKI Jakarta untuk mempercepat penanganan wabah virus Covid-19. 

Pantauan CNBC Indonesia ada sekitar 55 truk yang hilir mudik mengangkut batubara ini dari kapal tongkang. 

Batubara yang diangkut truk akan dikirim ke berbagai daerah terutama ke Gunung Putri, Bogor. 

Ada 20 pekerja yang melakukan bongkar muat dan pengerjaannya selama 35 jam untuk memindahkan batubara ke truk. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Bongkar Muat Batu bara di Terminal Tanjung Priok TO 1, Jakarta Utara. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar masih diliputi oleh kabar positif pengembangan vaksin Covid-19. Hal tersebut berdampak pada penguatan harga komoditas tak terkecuali batu bara.

Pada perdagangan kemarin, harga kontrak futures batu bara termal Newcastle ditutup melesat 2,52% ke US$ 67,1/ton. Ini merupakan harga tertinggi sejak 1 April 2020. Secara month to date harga batu bara telah melesat 12,8%.

Tiga minggu terakhir, pasar dibuat sumringah oleh kabar vaksin Covid-19 yang positif. Di pekan pertama ada Pfizer dan BioNTech yang melaporkan bahwa vaksin yang mereka kembangkan punya tingkat keampuhan lebih dari 90%. 

Kemudian pada minggu kedua, giliran Moderna yang mengklaim bahwa kandidat vaksin buatan mereka memiliki tingkat efficacy di level 94,5%. Semalam gantian raksasa farmasi Inggris AstraZeneca yang mengklaim vaksin mereka memiliki keampuhan rata-rata 70%.

Meski hanya 70% kandidat vaksin yang juga dikembangkan dengan Universitas Oxford ini memiliki keunggulan dari segi harga dan logistik. Dari segi harga kandidat vaksin ini hanya dibanderol di US$ 3 - US$ 4 per dosis dan menjadi yang paling murah jika dibandingkan harga Pfizer (US$ 20/dosis) dan Moderna (US$ 37/dosis).

Ketiga kabar positif vaksin ini mampu mengerek naik harga-harga komoditas karena ada optimisme ekonomi bakal pulih dan permintaan terhadap komoditas ikut terdongkrak.

Minyak dan batu bara merupakan sumber energi primer. Meski ada perbedaan penggunaan dengan minyak lebih banyak untuk transportasi dan batu bara digunakan untuk pembangkit listrik keduanya merupakan sumber energi primer. 

Berita positif vaksin ini membuat harga minyak melesat lebih dari 20% secara month to date. Kenaikan harga minyak yang signifikan ini juga menjadi sentimen positif untuk harga batu bara. 

Di tengah isu pemangkasan produksi batu bara adanya harapan bahwa ekonomi global akan pulih membuat prospek batu bara ke depan cenderung positif. Vaksin memang tidak serta merta bisa langsung didistribusikan dan membutuhkan waktu.

Namun pasar yang cenderung forward looking memperkirakan bahwa dengan adanya vaksin, mobilitas masyarakat bisa ikut membaik. Ketika mobilitas mengalami perbaikan maka permintaan terhadap bahan bakar untuk transportasi maupun konsumsi listrik bisa terdongkrak. Alhasil permintaan batu bara pun terkerek naik.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Top! Tak Kapok Cetak Rekor, Harga Batu Bara Tembus US$ 61/Ton

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular