
Diboikot China, Harga Batu Bara Gak Mau Turun! Ini Alasannya

Jakarta, CNBC Indonesia - Meski China memboikot produk batu bara Australia, tetapi harga kontrak futures (berjangka) batu bara termal Newcastle tetap kokoh berada di rentang level tertingginya dalam 7 bulan terakhir.
Senin kemarin (16/11/2020), harga kontrak futures batu bara ICE Newcastle ditutup flat alias tak mengalami pergerakan sama sekali. Harga kontrak batu bara yang teraktif ditransaksikan itu anteng di level US$ 62,6/ton.
Berdasarkan data Refinitiv, ekspor Australia untuk jenis batu bara kokas dan batu bara termal ke China mencapai 3,35 juta ton pada Oktober atau naik sedikit dari 3,31 juta pada September, tetapi turun drastis dari 12,33 juta pada Juni yang menjadi bulan terkuat sepanjang tahun ini.
Kendati impor batu bara dari China mengalami penurunan yang signifikan belakangan ini, ekspor batu bara Australia tampaknya tidak terlalu signifikan terdampak karena diimbangi dengan peningkatan ekspor ke destinasi lain yaitu India, Korea Selatan dan juga Jepang.
Ekspor ke India dalam pada bulan September tahun ini tercatat sebesar 5,97 juta ton. Namun, impor batu bara India dari Australia sebagian besar merupakan batu bara kokas dan oleh karena itu hanya berdampak kecil pada harga batu bara termal.
Di luar China, pelanggan batu bara termal utama Australia adalah Jepang dan Korea Selatan, yang memberikan gambaran yang lebih positif bagi penambang batu bara asal Negeri Kanguru.
Ekspor Australia ke Jepang sedikit meningkat dalam beberapa bulan terakhir. Ekspor batu bara tercatat mencapai 8,3 juta ton di bulan Oktober dan 8,45 juta di bulan September. Ekspor pada dua bulan tersebut menjadi yang terbaik sejak Maret.
Pengiriman ke Korea Selatan mencapai 4,95 juta ton pada Oktober atau mengalami kenaikan dari 4,24 juta pada September dan menjadi ekspor Australia terkuat sejak Desember tahun lalu.
Harga komoditas terutama batu bara juga mendapat sentimen positif dari perkembangan vaksin Covid-19.
Setelah Pfizer dan BioNTech, giliran Gamaleya Research Institute yang mengumumkan bahwa kandidat vaksin Sputnik V memiliki tingkat efficacy sebesar 92%. Semalam Moderna Inc juga melaporkan bahwa kandidat vaksin yang mereka kembangkan memiliki tingkat keampuhan mencapai 94,5%.
"Kita akan memiliki vaksin yang dapat menghentikan Covid-19," kata Presiden Moderna Stephen Hoge dalam wawancara telepon dengan Reuters.
Hal tersebut disambut baik oleh pasar dan berimbas pada kenaikan harga aset-aset keuangan maupun komoditas. Vaksin untuk saat ini menjadi satu-satunya harapan untuk bisa memulihkan ekonomi global yang sekarat akibat pandemi Covid-19.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Vaksin Corona Pfizer Ces Pleng, Harga Batu Bara Terusik