Teror Corona: Badai Resesi, Tsunami Kebangkrutan!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
27 October 2020 07:05
Korea Selatan
Foto: Korea Selatan (AP/Lee Jin-man)

Ekonomi dunia pun menyusut. Satu demi satu Produk Domestik Bruto (PDB) berbagai negara masuk teritori negatif. Ekonomi tidak tumbuh, yang ada malah terkontraksi.

Kala kontraksi terjadi dua kuartal berturut-turut, itu namanya resesi. Saat ini sudah banyak negara yang jatuh ke jurang resesi.

Teranyar adalah Korea Selatan. Pada kuartal III-2020, ekonomi Negeri Ginseng tumbuh negatif 1,3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY). PDB Korea Selatan sudah -2,7% pada kuartal sebelumnya, sehingga sah masuk resesi. Ini menjadi resesi pertama sejak 2009.

Proses produksi yang terganggu dan penurunan permintaan membuat banyak perusahaan di seluruh dunia melambaikan tangan ke kamera. Menyerah, tidak mampu lagi melanjutkan hidup.

Di Korea Selatan, jumlah perusahaan yang bangkrut sampai semester I-2020 mencapai 522. Sudah melebihi jumlah sepanjang 2019 yaitu 485 perusahaan.

Padahal pemerintah Korea Selatan tidak diam. Pada Maret lalu, Presiden Moon Jae-in meluncurkan stimulus fiskal senilai KRW 100 triliun (Rp 1.302,5 triliun dengan asumsi KRW 1 setara Rp 13,025 seperti kurs tengah transaksi Bank Indonesia 26 Oktober).

"Kami ingin meyakinkan bahwa perusahaan-perusahaan tidak akan bangkrut akibat pandemi virus corona. Perusahaan yang masih normal dan kompetitif tidak akan tutup hanya karena kekurangan likuiditas jangka pendek," tegas Moon kala itu, seperti dikutip dari Reuters.

Namun apa daya, sepertinya stimulus sebesar itu pun tidak bisa menyelamatkan ratusan perusahaan dari kebangkrutan. Ini menandakan skala krisis akibat pandemi virus corona sudah sangat dahsyat, duit lebih dari Rp 1.000 triliun pun tidak cukup untuk membantu.

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular