IMF Punya Resep Akhiri Derita Corona, Tapi Biayanya Rp 718 T

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
22 May 2021 12:10
Kristalina Georgieva, IMF (AP/Jens Meyer)
Kristalina Georgieva, Direktur Pelaksana IMF (AP/Jens Meyer)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dana Moneter Internasional (IMF) punya resep untuk mengakhiri derita akibat pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Resep itu bernilai US$ 50 miliar atau sekitar Rp 718,75 triliun.

Awalnya menyebar di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China, virus corona menjelma menjadi problema dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat jumlah pasien positif corona di seluruh negara per 21 Mei 2021 adalah 165.158.285 orang. Bertambah 620.434 orang dibandingkan sehari sebelumnya.

Untuk menekan penyebaran virus corona, berbagai negara terpaksa 'mengunci' aktivitas dan mobilitas masyarakat. Di Asia, negara-negara seperti Malaysia, Singapura, dan Taiwan memberlakukan karantina wilayah (lockdown).

Oleh karena itu, krisis kesehatan dan kemanusiaan akibat pandemi berubah menjadi krisis ekonomi. Mobilitas, yang merupakan kunci dari pertumbuhan ekonomi, sangat terbatas untuk menekan pandemi. Tahun lalu, dunia masuk ke 'jurang' resesi ekonomi untuk kali pertama sejak 2009.

"Sudah lebih dari setahun memasuki krisis akibat Covid-19, kasus baru terus bertambah. Aksi nyata dibutuhkan segera untuk menghentikan jumlah korban dan tekanan ekonomi," tulis kajian IMF yang ditulis oleh Kristalina Georgieva (Direktur Pelaksana), Gita Gopinath (Kepala Ekonom), dan Ruchir Agarwal (Ekonom).

Menurut Giorgieva dkk, krisis ekonomi tidak akan tuntas selama krisis kesehatan belum selesai. Kebijakan penanggulangan pandemi adalah kebijakan ekonomi. Mengakhiri pandemi adalah sesuatu yang tidak mustahil, tetapi membutuhkan aksi global yang terkoordinasi.

Halaman Selanjutnya --> Ini Dia Tiga Resep dari IMF

Untuk itu, IMF memberikan tiga resep utama agar pandemi bisa diakhiri yaitu:

  1. Vaksinasi terhadap setidaknya 40% populasi dunia pada akhir 2021 dan setidaknya 60% pada pertengahan 2022.
  2. Selalu waspada terhadap segala risiko dan siapkan langkah penanggulangan.
  3. Perluas uji (testing) dan pelacakan (tracing), pastikan kecukupan pasokan obat-obatan, perkuat protokol kesehatan di tempat yang masih minim vaksinasi.

Namun, resep ini bukan cuma butuh komitmen, tetapi juga pendanaan, donasi vaksin, dan investasi. Total biaya yang dibutuhkan adalah sekitar US$ 50 miliar yang bisa datang dari hibah, patungan dari berbagai negara, dan pendanaan konsensus.

Dari jumlah itu, diperkirakan setidaknya akan ada US$ 35 miliar (Rp 503,12 triliun) dana hibah. Negara-negara G20 telah menyepakati pendanaan hibah sebesar US$ 22 miliar (Rp 316,25 triliun) dalam skema Access to Covid-19 Tools (ACT) Accelerator. Jadi masih ada kebutuhan hibah US$ 13 miliar (Rp 186,87 triliun) lagi.

Sisa kebutuhan pendanaan yang sebesar US$ 15 miliar (Rp 215.62 triliun) bisa datang dari patungan negara-negara. Dana ini bisa dikumpulkan melalui bank pembangunan multilateral.

"Menyelamatkan hidup dan kehidupan tidak bisa ditawar lagi. Namun jika kita lebih cepat menyelesaikan pandemi, maka ukuran ekonomi global akan naik US$ 9 triliun (Rp 129.375 triliun) hingga 2025 karena pulihnya aktivitas masyarakat," sebut kajian IMF.

Dengan proposal ini, diharapkan pendanaan untuk program COVAX (vaksin gratis kepada negara-negara yang membutuhkan) bisa bertambah minimal US$ 4 miliar (Rp 57,5 triliun). Ditambah dengan donasi vaksin, jumlah yang tersedia bisa mencapai 1 miliar dosis pada 2021.

Berikut adalah rincian tahapan dan kebutuhan pembiayaan dari IMF:

coronaSumber: IMF

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular