
Badai Sudah Berlalu? Kapan Bisa Hidup Normal Lagi?

Akan tetapi, ada kabar baik yang seakan menjadi oasis di tengah Gurun Sahara. Sepertinya saat-saat terburuk sudah selesai, badai sudah berlalu. Badai itu terjadi pada kuartal II, dan pada kuartal III rasanya situasi sudah tidak bisa lebih buruk lagi.
Social distancing di seluruh dunia mencapai puncaknya, sedang ketat-ketatnya pada kuartal II. Selepas itu terjadi tren reopening, meski berimbas kepada lonjakan kasus di berbagai negara.
Reopening membuat aktivitas ekonomi bangun dari mati suri. Salah satunya terlihat dari aktivitas manufaktur yang dicerminkan oleh Purchasing Managers' Index (PMI).
Rata-rata PMI manufaktur dunia pada kuartal III berada di 51,57, jauh membaik ketimbang kuartal sebelumnya yaitu 43,3. PMI menggunakan angka 50 sebagai titik start, kalau sudah di atas 50 berarti dunia usaha dalam mode ekspansi.
"Peningkatan aktivitas manufaktur global terus terjaga sampai September. Produksi dan permintaan meningkat selama tiga bulan berturut-turut, sementara ekspor tumbuh positif. Sentimen pelaku usaha berada di level terbaik sejak Mei 2018," sebut keterangan tertulis JPMorgan, yang bersama IHS Markit menyusun PMI untuk level global.
Peningkatan PMI manufaktur juga terjadi di Indonesia. Rerata skor PMI manufaktur pada kuartal III adalah 48,3, jauh meningkat ketimbang kuartal sebelumnya yang sebesar 31,73.
Oleh karena itu, sepertinya Indonesia pun sudah melalui saat-saat terburuk. The worst is over.
Memang pertumbuhan ekonomi Ibu Peritiwi pada kuartal III masih di zona negatif. Pemerintah melalui Kementerian Keuangan memperkirakan PDB Tanah Air tumbuh negatif 1-2,9%. Dengan demikian, bisa dipastikan Indonesia sudah masuk jurang resesi karena kontraksi PDB terjadi dalam dua kuartal beruntun.
Namun kontraksi ekonomi pada kuartal III lebih landai ketimbang kuartal II. Indonesia mungkin resesi, tetapi bukan berarti nir harapan.
"Perekonomian kita mengalami perbaikan, trennya cukup konsisten semenjak Juli, Agustus, meskipun September ada indikator yang mengalami sedikit mengalami tekanan karena PSBB yang sempat dilakukan pada minggu kedua September. Namun ini tidak menghilangkan tren positif pada kuartal III," tegas Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan.
