Gawat! Corona di Eropa Makin Mengganas, Kapasitas ICU Menipis

Wilda Asmarini, CNBC Indonesia
17 October 2020 06:30
WHO: Kasus Covid-19 di Eropa Sudah Mengkhawatirkan (CNBC Indonesia TV)
Foto: WHO: Kasus Covid-19 di Eropa Sudah Mengkhawatirkan (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa wabah virus corona di Eropa mengkhawatirkan karena jumlah tempat tidur perawatan intensif yang tersedia terus berkurang dan jumlah tempat tidur terisi hampir mendekati kapasitas penuhnya di beberapa wilayah.

Bila disesuaikan dengan populasinya, jumlah infeksi virus corona baru di Eropa kini bahkan telah melampaui Amerika Serikat, dengan jumlah kasus baru di Eropa tercatat sebanyak 187 kasus per juta orang, berdasarkan rata-rata laporan selama tujuh hari, dibandingkan dengan 162 kasus Covid-19 baru per juta orang di AS, seperti dilansir dari CNBC Internasional pada Sabtu (17/10/2020).

Secara total, Eropa yang mencakup 27 negara Uni Eropa dan Inggris, melaporkan rata-rata sekitar 97.000 kasus baru per hari, naik 44% dari satu minggu lalu, menurut analisis CNBC Internasional yang mengutip data dari Universitas Johns Hopkins.

Meningkatnya jumlah kasus Covid-19 di seluruh wilayah telah mendorong Prancis untuk mengumumkan keadaan darurat kesehatan masyarakat. Jerman dan Inggris juga mengumumkan langkah-langkah baru dalam upaya menekan penyebaran penyakit.

Dr. Hans Kluge, Kepala Perwakilan WHO Eropa, pada awal pekan ini menyalahkan gelombang baru infeksi pada orang-orang yang tidak mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

Tetapi Eropa tidak hanya mengalami peningkatan dari sisi jumlah kasus Covid-19. Menurut Maria Van Kerkhove, Pimpinan Teknis WHO, mengatakan Eropa juga mengalami peningkatan jumlah rawat inap dan penerimaan ICU.

"Kami mengetahui tingkat keterisian ICU di sejumlah kota di berbagai kawasan di Eropa akan mencapai kapasitas penuhnya dalam beberapa minggu mendatang," kata Kerkhove pada Jumat (16/10/2020) saat konferensi pers di kantor pusat WHO di Jenewa, Swiss.

"Itu mengkhawatirkan terutama saat kita mendekati musim flu," ujarnya.

Sejumlah pejabat kesehatan juga telah berulang kali memperingatkan bahwa mereka sedang bersiap untuk memerangi dua virus jahat yang akan beredar pada akhir tahun ini karena wabah Covid-19 juga akan memasuki musim flu. Kerkhove juga mendesak publik untuk "bersatu" dan mengatakan dunia tidak dalam posisi yang sama seperti enam bulan lalu.

"Kita mengetahui lebih banyak. Ada banyak perbandingan kondisi kini dengan apa yang kami lihat pada Maret lalu. Tetapi perbedaan besar saat ini adalah bahwa kita memiliki kapasitas pengujian yang semakin meningkat, kita memiliki tenaga kesehatan masyarakat yang meningkat dibandingkan dengan Maret lalu, kita memiliki fasilitas medis dengan tenaga medis lebih terlatih dan memiliki pengalaman yang lebih baik dalam menangani Covid-19," paparnya.

Dia terus mengingatkan masyarakat untuk tetap mencuci tangan secara teratur, memakai masker, menjaga jarak dari orang lain dan menghindari pergi ke tempat keramaian.

"Semua berkontribusi untuk mengendalikan ini," katanya.

"Ada beberapa hal lainnya yang juga harus dipatuhi, bukan hanya pemakaian masker. Namun masker tetap harus digunakan sebagai bagian dari salah satu upaya yang komprehensif untuk mencegah ini," tuturnya.

"Saya tahu ini terfokus di Eropa, tapi ini ada di mana-mana," tambahnya.
"Semua keputusan yang kita buat setiap hari, kita memiliki kendali atas bagaimana kita menjalani kehidupan sehari-hari. ... Tolong lakukan lah semuanya," tuturnya.

Tanggapan tersebut muncul tidak lama setelah WHO merilis hasil sementara dari Solidarity Therapeutics Trial yang menunjukkan remdesivir obat antivirus Gilead Sciences memiliki "sedikit atau tidak ada efek" pada tingkat kematian di antara pasien yang dirawat di rumah sakit.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa deksametason, steroid yang banyak digunakan, tetap menjadi satu-satunya terapi yang terbukti efektif melawan infeksi virus corona yang parah.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article WHO Serang Data Covid China, Ada Apa Xi Jinping?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular