WHO Sebut Remdesivir Tak Kurangi Risiko Kematian Pasien Covid

Roy Franedya, CNBC Indonesia
16 October 2020 11:23
Gilead Sciences headquarters are seen on Thursday, April 30, 2020, in Foster City, Calif. White House health advisor Dr. Anthony Fauci said Wednesday, April 29 that data from a coronavirus drug trial testing Gilead Sciences' antiviral drug remdesivir showed
Foto: Gilead (AP/Ben Margot)

Jakarta, CNBC Indonesia - Riset terbaru World Health Organization (WHO) menemukan obat remdesivir memiliki efek kecil atau tidak memiliki efek untuk mengurangi waktu perawatan dan peluang hidup pasien Covid-19.

Dalam penelitian terbarunya, WHO melakukan uji empat obat potensial termasuk remdesiver, hydroxychloroquine, kombinasi obat anti-HIV lopinavir / ritonavir dan interferon, pada 11.266 pasien dewasa di lebih dari 30 negara.

"Untuk setiap obat yang diteliti ini, efeknya pada mengurangi risiko kematian sangat mengecewakan," ungkap WHO seperti dikutip dari CNN International, Jumat (16/10/2020).

WHO belum mempublikasikan laporan penelitian ini di jurnal kesehatan. Namun WHO sudah mengunggah laporan ini di server pracetak medRxiv.

Hasil penelitian dari WHO ini bertentangan dengan hasil penelitian Gilead di AS yang menunjukkan pasien corona yang diberi remdesivir sembuh lebih cepat lima dari dari pasien corona yang diberi plasebo atau vaksin palsu. Uji ini melibatkan 1.062 pasien.

"Data yang muncul (WHO) tampak tidak konsisten, dengan bukti yang lebih kuat dari beberapa penelitian acak dan terkontrol yang diterbitkan dalam jurnal peer-review yang memvalidasi manfaat klinis remdesivir," ujar Gilead seperti dikutip dari Reuters.

Remdesivir dibuat oleh Gilead Sciences. Pada awal obat ini untuk pasien Ebola namun dalam uji klinis ditemukan efek menyembuhkan pada pasien corona. Beberapa negara termasuk Indonesia sudah memberikan izin penggunaan darurat untuk remdesivir.


(roy/sef) Next Article Dexamethasone dan Obat yang Diklaim Ampuh Sembuhkan Corona

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular