Bukan Cuma China, Negara Ini pun Mau Bangkit! Sayang Bukan RI

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
20 October 2020 06:30
Amerika Serikat
Bendera AS (REUTERS / Mike Segar)

Sektor properti punya hubungan erat dengan bidang usaha lainnya. Saat penjualan properti meningkat, maka akan diiringi peningkatan permintaan semen, besi-baja, perlengkapan rumah tangga, sampai kredit perbankan. Oleh karena itu, sektor properti kerap menjadi indikator tingkat kesehatan ekonomi suatu negara.

Salah satu faktor yang membuat sektor properti bergairah adalah iklim suku bunga rendah. The Fed menetapkan suku bunga acuan ultra-rendah di 0-0,25%, terendah sepanjang sejarah. Tidak berhenti di sini, suku bunga rendah sudah tertransmisikan ke penurunan suku bunga kredit perbankan, termasuk Kredit Pemilikan Rumah (KPR).

Saat ini rata-rata suku bunga KPR tenor 30 tahun di Negeri Adidaya hanya 3,0029% per tahun. Lagi-lagi, ini adalah yang terendah sepanjang sejarah.

Berdasarkan survei yang dilakukan Reuters pada 15-29 September terhadap lebih dari 40 analis, harga rumah di AS masih akan naik pada 2021 dan tahun-tahun setelahnya akibat tingginya permintaan. Sektor perumahan seakan menjadi satu-satunya tempat yang bersinar saat bidang usaha lainnya masih berjuang melawan dampak pandemi.

Tahun ini, para analis memperkirakan harga rumah akan naik 4% dan kemudian tumbuh 3,5% pada 2021 dan 2022. Kenaikan harga rumah akan melampaui laju inflasi.

rumahReuters

"Ada tiga faktor yang mendukung kenaikan harga rumah. Pertama adalah pasokan yang kurang memadai setelah bertahun-tahun minim pembangunan. Kedua, rumah menjadi tempat yang aman dan nyaman di tengah tren pembatasan sosial (social distacing). Ketiga, dan paling penting, adalah suku bunga rendah," jelas Nathaniel Karp, Chief US Economist BBVA, seperti dikutip dari Reuters.

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular