PSBB Transisi

Telanjur Berdarah-Darah, Restoran Pikir-Pikir Buka Gerai Lagi

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
14 October 2020 17:30
Bisnis kuliner di Jakarta memang sangat menyenangkan untuk dieksplorasi. Berbagai restoran baru terus bermunculan, menghadirkan opsi tempat makan yang tak ada habisnya bagi para penikmat makan di ibu kota. Tak hanya itu berbagai jenis makanan baru pun menjadi kegemaran tersendiri bagi penikmat makan. 
ditengah berkembangnya bisnis kuliner, PT Trans Food & Beverage meluncurkan satu merk restoran terbaru yang semakin melengkapi variasi bisnis kuliner CT Corpora. TASTY Kitchen The Real Taste of Hong kong merupakan restaurant asian food dimana menu makanannya menggunakan resep khas hidangan Hong Kong. Ber-operasi mulai tanggal 7 Juni 2018, Transmart Cempaka Putih Jakarta menjadi Lokasi pilihan toko pertama TASTY Kitchen. TASTY Kitchen merupakan restoran dengan konsep open kitchen dimana konsep ini kerap dilakukan oleh restoran- restoran di Hong Kong, sehingga konsep ini diharapkan dapat menghadirkan pengalaman bersantap layaknya di Hong Kong
Hadir untuk masyarakat Jakarta yang gemar bersantap diluar rumah dengan suasana berbeda, berbagai menu khas yang dimasak langsung oleh Chef andalan kami dari Hong Kong yang berpengalaman puluhan tahun di berbagai restaurant di Hong Kong menjadi andalan TASTY kitchen, seperti Hong Kong dimsum dimana memiliki cita rasa yang berbeda dengan dimsum lainnya, congee, wonton noodle, ayam sechuan, dan berbagai menu lainnya. Untuk dapat memenuhi kebutuhan customer, TASTY Kitchen hadir dengan makanan dan minuman dengan kualitas lebih baik dan dengan harga yang terjangkau dengan kisaran harga mulai Rp. 9.000 hingga Rp. 50.000 an. (v)
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemberlakuan PSBB transisi di DKI Jakarta yang membuat ketentuan lebih longgar terhadap bisnis restoran seperti dicabutnya larangan dine in ternyata tak langsung memengaruhi sikap seluruh pengusaha restoran.

Wakil Ketua Umum Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bidang Restoran Emil Arifin mengakui saat ini banyak pengusaha restoran yang lebih memilih untuk tidak membuka dulu usahanya. Padahal, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sudah mengizinkan masyarakat untuk dine-in atau makan di tempat bagi restoran.

Sikap wait n see ini diambil karena mereka enggan mengambil resiko jika sewaktu-waktu kondisi kembali berubah. Diantaranya akibat inkonsistensi pemerintah.

"Sekitar 40% masih menunggu. Ada yang udah buka tapi sebagiannya saja karena masih melihat situasi. Misal dia ada 15 outlet, yang dibuka 8 di antaranya. Yang lain nanti saja," jelas Emil kepada CNBC Indonesia, Rabu (14/10).

Selain memantau kebijakan yang diambil pemerintah, pengusaha juga terus memantau situasi sosial masyarakat yang terjadi belakangan. Di antarnya aksi unjuk rasa yang terus berlangsung beberapa hari. Tidak bisa dipungkiri, itu menjadi salah satu alasan pengusaha restoran lebih memilih untuk tidak buru-buru kembali beroperasi.

"Meski sudah dibuka untuk dine-in (makan di tempat) kemarin masih sepi. Orang masih wait and see, melihat dan tunggu demo sampai selesai lah. Ada yang begitu. Pengusaha khawatir penularannya makin tinggi. Jadi orang menunggu demo selesai baru buka," paparnya.

Sekalipun nantinya persoalan demo selesai, masih ada hal lain yang diselesaikan. Yakni soal meningkatkan kepercayaan diri masyarakat untuk kembali ke luar rumah dan makan di restoran. Apalagi, saat ini ada aturan anyar dimana pengunjung harus menyerahkan data diri serta nomor telpon. Emil merasa banyak yang enggan.

"Format udah dikeluarin, jadi kita tulis manual. Untuk itu PHRI lagi membuat aplikasi kontak tracing, jadi nggak manual. Tapi sistem QR code. Mudah-mudahan nanti akan disampaikan ke pemerintah aplikasi ini," sebut Emil.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Makan di Restoran Wajib Dicatat Data Pribadi, Kalian Mau?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular