
Malaysia Panas, Istana Buka Suara Raja Bertemu Anwar Ibrahim

Jakarta, CNBC Indonesia - Raja Malaysia, Yang di-Pertuan Agong Al-Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Syah membenarkan bahwa pemimpin oposisi Anwar Ibrahim mengajukan dokumen yang berisi dukungan parlemen yang mendukungnya untuk menggantikan Perdana Menteri Muhyiddin Yassin.
Namun komisioner Istana Ahmad Fadil Shamsuddin mengatakan dalam dokumen yang dibawa Anwar tidak ada daftar nama para anggota parlemen yang mendukungnya.
"Dalam sidang yang berlangsung kurang lebih 25 menit ini, Dato' Seri Anwar bin Ibrahim telah menyampaikan jumlah Anggota Dewan Rakyat yang diduga mendukungnya. Namun, dia tidak menyerahkan daftar anggota Dewan Rakyat untuk memperkuat dugaan," kata Ahmad Fadil pada Selasa (13/10/2020), dikutip dari MalaysiaKini.
"Dalam hal ini, Al-Sultan Abdullah telah berpesan kepada Dato' Seri Anwar bin Ibrahim untuk mematuhi dan menghormati proses hukum yang tertuang dalam Konstitusi Federal."
Dalam jumpa pers, Anwar mengatakan memberikan dokumen berisi dukungan parlemen yang mendukungnya untuk menggantikan posisi Muhyiddin. Ia mengatakan mendapat dukungan lebih dari 120 anggota parlemen dari total keseluruhan 222 orang.
"Saya mendesak semua pihak untuk memberikan ruang kepada Raja untuk melaksanakan tanggung jawabnya di bawah konstitusi, untuk memeriksa dokumen dan memanggil pemimpin partai untuk mengkonfirmasi dan menerima masukan dan pandangan mereka," kata Anwar kepada wartawan setelah pertemuan tersebut.
Partai Perikatan Nasional saat ini menguasai mayoritas dua kursi dengan 113 dari 222 anggota parlemen. Sedangkan Pakatan Harapan Plus memiliki 108 anggota parlemen, menyusul meninggalnya MP Partai Warisan Sabah Datuk Liew Vui Keong, yang juga merupakan mantan menteri hukum.
Anwar bertemu dengan raja pada Selasa pagi setelah bulan lalu mengatakan dia mendapat dukungan dari mayoritas anggota parlemen untuk membentuk pemerintahan baru. Sebelumnya ia dijadwalkan bertemu dengan Raja pada September lalu. Namun pertemuan itu dibatalkan karena kondisi kesehatan Raja.
Politik Malaysia sebelumnya diramal sejumlah lembaga akan menjadi ganjalan dalam perekonomian. Malaysia sendiri mencatat kontraksi pada kuartal II 2020 ini, di mana ekonomi -17,1% karena lockdown akibat mewabahnya Covid-19.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Duka: Adik Mantan Wakil PM Malaysia Anwar Ibrahim Wafat