Hmmm, Kapan Ya Ekonomi RI Bisa Tumbuh 5% Lagi?

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
09 October 2020 12:08
Serikat pekerja buruh di Kota/Kabupaten Bekasi melakukan aksi demonstrasi di Kantor Wali Kota Kota Bekasi, Kamis (8/10/2020). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Serikat pekerja buruh di Kota/Kabupaten Bekasi melakukan aksi demonstrasi di Kantor Wali Kota Kota Bekasi, Kamis (8/10/2020). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Indonesia masuk jurang resesi pada 2020 bukan lagi isapan jempol. Tidak hanya Fitch Solutions saja yang meramal. Mayoritas lembaga riset, perbankan global dan domestik hingga para pemangku kebijakan di tataran pemerintah pun mengamininya. 

Berbagai indikator berupa rilis data perekonomian terbaru juga sudah cukup mengkonfirmasi bahwa kuartal ketiga ekonomi Indonesia masih berada di zona negatif.

Deflasi tiga bulan beruntun, pemulihan penjualan barang-barang tahan lama (mobil dan motor) yang masih terkontraksi, pertumbuhan penjualan ritel yang masih di zona kontraksi, sentimen konsumen yang belum pulih, lesunya aktivitas manufaktur hingga ekspor dan impor yang masih tertekan sudah jadi bukti nyata.

Kontraksi dua kuartal berturut-turut baik secara kuartalan maupun tahunan ini jadi tanda bahwa ekonomi RI mengalami resesi untuk pertama kalinya sejak 20 tahun terakhir. 

Lantas ke depan bagaimana nasib Indonesia?

Memang ada harapan bahwa ekonomi Tanah Air akan rebound pada 2021. Namun ada banyak faktor juga yang harus dipertimbangkan. Risiko ketidakpastian masih tetap tinggi baik yang sifatnya dari luar maupun dari dalam.

Dari sisi eksternal faktor pemilu AS, tensi geopolitik Washington-Beijing serta perkembangan pandemi Covid-19 masih jadi penghambat ekonomi RI untuk melaju kencang. Dari dalam negeri pun sama. 

Kurangnya kebijakan yang efektif untuk membendung wabah Covid-19 membuat Indonesia dipandang buruk oleh publik global dalam penanganan bencana kesehatan ini. Kasus terus melonjak dan kini RI tercatat sudah memiliki lebih dari 300 ribu kasus infeksi secara kumulatif.

Ke depan, kasus kemungkinan masih akan terus bertambah. Apalagi belakangan ini aksi gelombang demonstrasi masal di yang berakhir ricuh meletus di mana-mana menolak keras pengesahan UU Cipta Kerja. 

Ketika pasar dan investor menyambut baik disahkannya UU tersebut sebagai bentuk kepastian hukum bagi mereka para pemilik modal, pihak buruh justru merasa dirugikan atas kebijakan tersebut. 

Mereka yang turun ke jalan tak hanya berasal dari elemen buruh saja tetapi juga mahasiswa memprotes UU tersebut. Hal ini tentu menjadi ancaman yang serius bagi pemulihan ekonomi Indonesia ke depan lantaran konsekuensinya akan merembet ke stabilitas politik, masalah kesehatan hingga kerugian ekonomi dan sosial yang besar.

Jika tidak ada pendekatan yang solutif dari pihak regulator sehingga konflik akan terus tereskalasi, maka ekonomi RI masih akan susah untuk bangkit dari mimpi buruknya. Hmmm....

TIM RISET CNBC INDONESIA

(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular