Soal Corona Fitch Puji Vietnam, Ekonomi RI Masuk Resesi

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
10 July 2020 14:53
Pasar CSuasana Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Ibu Kota berdampak pada aktivitas di pasar Jaya salah satunya, di kawasan Pasar Cijantung, Jakarta Timur. 16/6/20, CNBC Indonesia/Tri Susilo

Pantauan CNBC Indonesia dilapangan pada Selasa (16/6/20) mencoba menelusuri seluruh isi pasar, tampak sepi  pembeli.  Salah satu pasar di kawasan Jakarta Timur itu sangat berbeda dibanding hari-hari biasanya yang padat dan ramai. Kali ini tampak sepi. Bahkan kendaraan yang terparkir sangat minim.  

Salah satu pedagang pakaian anak mengatakan, kondisi pasar mulai sepi saat terjadi virus corona. “Ini sangat berimbas pada pendapatan kami. Repot kalau begini terus,”ujarnya.

Menurutnya,  setelah lewat pukul 11.00 WIB, siang hari, sudah sangat kurang orang yang berbelanja di pasar. Dagangan pun tentu aja banyak yang tak laku. Karena itu ia berharap wabah COVID-19  ini bisa cepat selesai.

Yanto, pedagang daging ayam juga merasakan demikian. “ Jam 10 masih numpuk dagangan ini. kami sangat khawatir pak kalau begini terus.,”ujarnya sambal geleng geleng kepala.

Pedagang sayur pun demikian. Munawar seorang  tukang sayur mengatakan, untuk mendapatkan sayur juga sulit. “Kita dapat juga sulit. Jualnya juga sudah sepi pembeli. Aturan jaga jarak dan tidak berpergian ke pasar sangat berdampak. “Jadi kalau enggak laku ya udah jadi risiko,” ungkapnya.  

Penjagaan juga diperketat oleh anggota TNI dan securty pasar untuk, setiap pengunjung yang ingin masuk ke pasar akan dicek suhu dan cuci tangan. 

Untuk kepasar basah (pasar ikan) dipastikan pengunjung memakai masker, peraturan tersebut sudah pasang sebelum masuk pasar basar.

Sebelumnya Seorang pedagang di Pasar Obor Cijantung dinyatakan positif Covid-19 usai jalani rapid test dan swab test Covid-19 pada Jumat (29/5/2020) lalu.

Informasi itu berdasarkan data dari Perumda Pasar Jaya pada Kamis (11/6/2020).

Adapun rapid test dan swab test di Pasar Obor Cijantung pada 29 Mei 2020 lalu diikuti 75 peserta yang terdiri dari pengunjung dan pedagang pasar.

Hasilnya, empat orang reaktif Covid-19 berdasarkan hasil rapid test. Kemudian, dari empat orang itu, seorang pedagang dinyatakan positif Covid-19.

 (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)ijantung (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Pasar Cijantung (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Fitch Solutions dalam laporan terbarunya menyebutkan ekonomi global berada dalam resesi yang dalam, tak terkecuali ekonomi Indonesia. Saat yang lainnya masuk jurang resesi ekonomi Vietnam justru dipuji oleh Fitch.

Fitch Solutions meramal ekonomi global bakal mengalami kontraksi 3,6% tahun ini. Kontraksi yang dalam dialami oleh banyak negara maju dengan penurunan output hingga minus 5,1% di tahun 2020.

Sementara itu negara-negara berkembang (emerging markets/EM) juga tak luput dari yang namanya kontraksi. Fitch Solutions meramal ekonomi EM akan mengalami kontraksi sebesar 1,5%.

Pertumbuhan ekonomi Asia Tenggara (ASEAN) juga diperkirakan mengalami kontraksi yang dalam hingga nyaris 6%. Pertumbuhan PDB RI direvisi oleh Fitch Solutions menjadi minus 1,34% tahun ini dari perkiraan sebelumnya bulan Maret masih tumbuh di angka 2,5%.

Dengan begitu lembaga-lembaga keuangan global yang memproyeksi Indonesia masuk ke dalam pertumbuhan teritori negatif menjadi semakin banyak. Sebelumnya ada IMF, DBS, JCER/Nikkei Consensus Survey hingga Menteri Keuangan memprediksi kemungkinan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi tahun ini.

Meski ada tanda-tanda ekonomi Indonesia rebound yang dicirikan dengan kenaikan angka Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur di bulan Mei, jumlah kasus Covid-19 yang terus bertambah menjadi faktor yang membebani untuk ekonomi dapat melaju kencang.

Dalam laporan itu poin yang disorot tentang Indonesia adalah dengan adanya pandemi ini berpotensi menyebabkan kemunduran reformasi kebijakan yang ada. Selain itu, kenaikan utang pemerintah dan swasta dibarengi dengan suku bunga yang rendah menjadi tantangan tersendiri ketika inflasi mulai membaik.

Namun Fitch Solution juga memberikan apresiasi terhadap mata uang negara berkembang yang cenderung lebih stabil. Hal ini dipicu oleh likuiditas dolar signifikan yang disediakan bank sentral AS, the Fed belum lama ini.

Kebijakan tersebut membuat lembaga keuangan itu memperkirakan rupiah di akhir tahun ini berpotensi berada di level Rp 15.000/US$.

Ketika ekonomi RI diramal terkontraksi, pertumbuhan ekonomi Vietnam justru diperkirakan masih berada di zona positif di angka 2,85% untuk tahun ini. Vietnam juga digadang-gadang dapat menjadi juara karena mampu menarik investasi di sektor manufaktur dan memiliki kebijakan yang stabil.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hmmm, Kapan Ya Ekonomi RI Bisa Tumbuh 5% Lagi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular