Internasional

Awas, The Fed Ramal Tragedi di Ekonomi AS

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
07 October 2020 11:56
Federal Reserve Chair Jerome Powell arrives to speak at a news conference after the Federal Open Market Committee meeting, Wednesday, Dec. 11, 2019, in Washington. The Federal Reserve is leaving its benchmark interest rate alone and signaling that it expects to keep low rates unchanged through next year. (AP Photo/Jacquelyn Martin)
Foto: Gubernur bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve, Jerome Powell (AP Photo/Jacquelyn Martin)

Jakarta, CNBC Indonesia - Awan gelap sepertinya akan tetap menggelayuti ekonomi Amerika Serikat (AS). Bahkan, pemulihan masih jauh dan ekonomi bisa bergeser ke arah bahaya.

Ramalan yang buruk ini diutarakan Ketua Federal Reserve Jerome Powell. Dalam pertemuan tahunan Asosiasi Nasional untuk Ekonomi dan Bisnis, ia mengatakan peningkatan infeksi corona yang kini terjadi lagi faktor utamanya.



"(Gelombang kedua corona) secara signifikan membatasi aktivitas ekonomi, belum lagi efek tragis pada kehidupan dan kesejahteraan," kata Powell, dikutip dari CNN International Rabu (7/10/2020).

"Mengelola risiko ini seiring ekspansi berlanjut akan membutuhkan panduan ahli medis, termasuk menggunakan masker dan tindakan jarak sosial."

Powell pun meminta lebih banyak stimulus fiskal. Ini penting, kata dia, bila ingin ekonomi pulih.

Menurutnya menggelontorkan banyak stimulus lebih rendah risiko dibanding mengeluarkan stimulus yang tak cukup. Sebagaimana diketahui AS tengah meributkan jumlah stimulus yang akan diberikan, apakah sesuai keinginan DPR sebanyak US$ 2,2 miliar ataukah seperti keinginan pemerintah Presiden Donald Trump US$ 1,5 milir.

"Terlalu sedikit dukungan akan menyebabkan pemulihan yang lemah, menciptakan kesulitan yang tidak perlu bagi bisnis dan rumah tangga," ujarnya ditulis Reuters.

Mengutip Trading Economics, ekonomi AS secara kuartalan (QtQ) di kuartal II 2020 ini berkontraksi atau minus 31,4%. Ini menyusul pelemahan di kuartal I 2020 di mana ekonomi -5%.

Angka penurunan -31,4% merupakan yang terdalam sejak pemerintah mulai membuat catatan pada tahun 1947. The Fed meramalkan ekonomi sepanjang di 2020 -3,7%.

Prospek 2021 masih belum pasti. Karena pandemi virus corona masih jauh dari terkendali dan vaksinnya belum siap.

Sementara itu sejumlah pengamat menilai pernyataan The Fed mengisyaratkan bahwa moneter dan fiskal harus bekerja sama lebih baik. Pengetatan fiskal yang dilakukan sejumlah negara bagian justru akan menimbulkan masalah.

"Itulah mengapa ada alasan untuk mengatakan 'Ayo kami butuh dukungan fiskal... berhenti dulu melihat beban utang federal. sekarang bukan waktunya," kata ekonom dari Truist/Suntrust Advisory Service di Atlanta, Michael Skordeles.

"Krisis memisahkan yang kaya dan yang miskin, jurang semakin melebar. Jadi kebijakan The Fed tak membantu. Tapi stimulus yang akan membantu," kata pengamat lain dari Bright Trading LLC di Las Vegas, Dennis Dick.








(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article The Fed Optimistis Ekonomi AS Tumbuh Lebih Cepat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular