Internasional

Wall Street Lemes, Trump Setop Stimulus Raksasa Rp 32 Ribu T

sef, CNBC Indonesia
07 October 2020 06:41
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tidak memakai masker saat berada di Gedung Putih. (AP/Alex Brandon)
Foto: Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tidak memakai masker saat berada di Gedung Putih. (AP/Alex Brandon)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyetop pembicaraan tentang rencana stimulus baru, hingga pemilihan presiden selesai dilakukan. AS tengah memasuki 'pesta politik' dan bakal melakukan pemilu presiden 3 November nanti.

"Saya menginstruksikan perwakilan untuk berhenti bernegosiasi sampai setelah pemilihan," tulisnya di Twitter pribadinya @realDonaldTrump, Selasa (6/10/2020) sore waktu setempat.



Padahal negosiasi sudah dimulai sejak Agustus 2020 antara DPR AS dengan Menteri Keuangan Steven Mnuchin. DPR AS mengusulkan stimulus sebesar US$ 2,2 triliun (Rp 32.648 triliun) sementara pemerintah Trump menurunkannya hingga US$ 1,5 trilIun (Rp 22.261 triliun).

Keputusan ini membuat bursa saham AS Wall Street jatuh tiba-tiba pada penutupan kemarin. Pasar yang semula stabil, tenggelam di zona merah.

Dow Jones Industrial Average turun 1,3% menjadi 27.772,76. Sedangkan S&P turun 1,4% dan menyelesaikan sesi di 3.360,97.



Sementara Nasdaq jatuh terdalam hingga 1,6%. Indeks kaya teknologi itu menyelesaikan perdagangan di 11.154.60.

Pengamat AS dari National Securities, Art Hogan mengatakan langkah Trump bukan sesuatu yang disukai pasar. Saham teknologi seperti Apple, Amazon, dan Facebook turun hingga lebih dari 2% sedangkan maskapai penerbangan- yang sangat mengharap stimulus untuk menunda PHK- merosot 3%.

Pengumuman ini juga datang hanya beberapa jam setelah bos bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell menegaskan ekonomi AS akan pulih lebih cepat dengan banyak stimulus pemerintah untuk membantu pekerja dan bisnis.

"Terlalu sedikit dukungan akan menyebabkan pemulihan yang lemah, menciptakan kesulitan yang tidak perlu bagi bisnis dan rumah tangga," ujarnya.

Awal tahun ini, AS telah menyetujui stimulus corona senilai lebih dari US$ 3 triliun. Saat itu, pengambil keputusan AS setuju lebih banyak stimulus diperlukan.

AS memiliki kasus corona terbanyak pertama di dunia hingga 7,7 juta. Sekitar 215 ribu orang meninggal.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Trump Kendor, Tunda Stimulus Raksasa, Setuju Stimulus 'Receh'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular