Internasional

Perang Armenia vs Azerbaijan, Ini Sikap RI

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
02 October 2020 11:32
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (Dok. Kemenlu).
Foto: Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (Dok. Kemenlu).

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang yang terjadi antara dua negara bekas republik Uni Soviet, Armenia dan Azerbaijan pada Minggu (27/8/2020) dini hari lalu rupanya menimbulkan kekhawatiran dunia, salah satunya Indonesia. Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menanggapi insiden tersebut, meminta kedua negara untuk menghentikan pertempuran tersebut.

"Indonesia serukan Azerbaijan dan Armenia untuk hentikan kontak senjata. Indonesia prihatin atas eskalasi konflik bersenjata antara Azerbaijan dan Armenia di wilayah Nagorno Karabakh," cuit Kemlu melalui aku Twitter @Kemlu_RI pada Kamis (1/10/2020).



"Indonesia menyerukan agar kedua pihak dapat menahan diri, melakukan gencatan senjata, mengedepankan dialog dan menyelesaikan konflik secara damai sesuai dengan hukum internasional dan resolusi Dewan Keamanan PBB yang ada. Indonesia juga menyerukan agar kedua pihak kembali ke meja perundingan Minsk Process yang difasilitasi oleh OCSE."

Selain itu, Kemlu RI juga menghimbau WNI yang berada di kedua negara tersebut untuk selalu mematuhi peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah setempat. Mereka juga diminta untuk selalu menjalin komunikasi dengan KBRI di masing-masing negara.



Berdasarkan catatan KBRI Baku, saat ini terdapat 130 orang WNI di Azerbaijan. Sementara berdasarkan catatan KBRI Kyiv hanya terdapat dua orang WNI di Armenia. "Kondisi WNI seluruhnya dalam keadaan aman," cuit Kemlu.

Pertempuran antara Armenia dan Azerbaijan terjadi di wilayah sengketa Nagorno-Karabakh. Area ini berada di dalam Azerbaijan tetapi dijalankan oleh etnis Armenia.

Setidaknya 100 lebih orang tewas, sementara ratusan lainnya luka-luka akibat pertempuran tersebut. Pertempuran kali ini, menurut laporan Associated Press (AP News), disebut sebagai bentrokan terbesar yang pernah terjadi sejak tahun 2016.

Ini bukan pertama kalinya Armenia dan Azerbaijan berkonflik. Kedua negara tersebut sempat melakukan perang berdarah di wilayah Nagorno-Karabakh pada akhir 1980-an dan awal 1990-an. Meskipun mereka menyatakan gencatan senjata, mereka tidak pernah berhasil menyetujui perjanjian damai.

Ketika Uni Soviet menyaksikan meningkatnya ketegangan di kedua republik konstituennya pada 1980-an, Nagorno-Karabakh memilih untuk menjadi bagian dari Armenia dan hal ini memicu perang yang berhenti dengan gencatan senjata pada 1994. Sejak itu, Nagorno-Karabakh tetap menjadi bagian Azerbaijan tetapi dikendalikan oleh etnis separatis yang didukung oleh pemerintah Armenia.

Deklarasi kemerdekaan Karabakh dari Azerbaijan memicu perang di awal 1990-an yang merenggut 30.000 nyawa. Tetapi hingga kini masih belum ada negara yang mengakui kemerdekaan wilayah itu.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Daya Beli Lesu, Industri Minuman Ringan Hadapi Tekanan

Next Article Mengapa Armenia-Azerbaijan Perang?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular