
Sri Mulyani Sampai Titip Dana, Duit Bank Lagi Seret Ya?

Apabila dicermati lebih lanjut, penurunan penyaluran kredit oleh bank BUKU I dan II yang signifikan ini dilakukan karena pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) juga mengalami penyusutan.
Pada Juli 2020, DPK bank BUKU I & III masing-masing mengalami kontraksi sebesar -45,3% (yoy) dan -3,5% (yoy). DPK bank BUKU II juga masih tumbuh meski melambat menjadi 3,4% (yoy). Berbeda dari yang lain, DPK bank BUKU IV justru mengalami kenaikan 16,8% (yoy).
Jika dilihat menggunakan kacamata industry wide, maka likuiditas perbankan masih tergolong cukup (ample). Hal ini tercermin dari tingkat Loan to Deposit Ration (LDR)-nya. OJK mencatat LDR bank BUKU pada Juli lalu berada di 87,8%, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun 2019 di angka 93,8%.
Bank BUKU III masih menjadi bank yang cenderung memiliki likuiditas ketat. LDR bank BUKU III pada Juli lalu meski menurun tetapi masih mendekati 100%.
Di sisi lain, kondisi perekonomian yang sedang anjlok membuat kredit bermasalah meningkat. Rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) perbankan pada Juli 2020 naik menjadi 3,22% dan ini merupakan level tertinggi sejak Oktober 2016.
Ke depan penyaluran kredit oleh perbankan dinilai masih akan lambat meskipun likuiditas termasuk masih longgar. Masalahnya bukan hanya dari sisi suplai saja tetapi juga demand.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)