RI Resesi? Ya Sudahlah, Ini Yang Penting...!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
25 September 2020 14:39
Blok M Mall Sepi Pengunjung
Foto: Pengunjung melintas di Blok M Mall, Jakarta, Kamis (7/2/2019). Blok M pernah jadi primadona pusat perbelanjaan Jakarta pada periode 1990 hingga awal 2000-an, namun saat ini sepi. (CNBC Indonesia / Andrean Kristianto)

Sementara di sisi moneter, Bank Indonesia (BI) telah menurunkan suku bunga acuan 100 basis poin (bps) sejak awal tahun. Kini, suku bunga acuan berada di titik terendah sepanjang sejarah.

"Meskipun inflasi rendah dan pertumbuhan ekonomi mengarah kepada resesi pada kuartal III-2020, volatilitas rupiah dan tekanan keluar arus modal asing diperkirakan akan menjadi pertimbangan bank sentral dalam kebijakan penentuan suku bunganya," sebut Anton Hendranata, Ekonom Senior BRI.

Ya, sejatinya memang ada ruang bagi BI untuk menurunkan suku bunga acuan. Saat ini tekanan inflasi nyaris tidak ada. Hingga Agustus, laju inflasi hanya 1,32% year-on-year (YoY), jauh di bawah target sasaran BI yaitu 2-4%.

Penurunan suku bunga acuan diharapkan dapat menjadi 'perangsang' ekonomi yang lemas akibat pandemi virus corona. Saat suku bunga acuan turun, diharapkan suku bunga kredit perbankan bisa mengikuti. Suku bunga kredit yang rendah dapat memancing minat dunia usaha dan rumah tangga untuk melakukan ekspansi, sehingga roda ekonomi berputar lebih kencang.

Sebagai informasi, sudah ada bank sentral yang menurunkan suku bunga acuan yaitu di Mesir. Bank sentral Negeri Piramida menurunkan suku bunga overnight deposit, overnight lending, dan main operation masing-masing 50 bps menjadi 8,75%, 9,75%, dan 9,25%.

"Pertumbuhan ekonomi pada tahun fiskal 2019/2020 diperkirakan 3,5%, turun dari tahun fiskal sebelumnya yaitu 5,6%. Sementara tingkat pengangguran pada kuartal II-2020 tercatat 9,6% dan 7,7% pada kuartal sebelumnya.

"Berbagai data yang masuk terus memberi konfirmasi bahwa terjadi penurunan ekspektasi inflasi. Penurunan suku bunga acuan akan mendukung perbaikan aktivitas ekonomi dengan tetap konsisten terhadap target stabilitas harga dalam jangka menengah-panjang," papar keterangan tertulis bank sentral Mesir.

Oleh karena itu, otoritas fiskal dan moneter sama-sama masih punya pekerjaan rumah. Pemerintah kudu mempercepat realisasi anggaran, sementara BI perlu mempertimbangkan penurunan suku bunga. Rakyat membutuhkan ini untuk bertahan hidup sembari menunggu kedatangan sang 'juru selamat': vaksin.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular