RI Resesi? Ya Sudahlah, Ini Yang Penting...!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
25 September 2020 14:39
Terminal kampung rambutan sepi penumpang. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Terminal kampung rambutan sepi penumpang. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Ya sudah, mau bagaimana lagi. Kalau sudah menyangkut keselamatan dan nyawa, yang lain harus mengalah dulu, termasuk ekonomi. Roda ekonomi tidak akan bisa berputar lancar selama masih ada ancaman virus mematikan.

Satu-satunya jalan untuk membuat semuanya menjadi normal seperti sedia kala adalah vaksin anti-virus corona. Kemungkinan vaksin sudah tersedia tahun depan, awal atau pertengahan tahun. Begitu vaksin sudah ada dan didistribusikan, maka hidup akan berangsur normal kembali. Masyarakat bisa mulai beraktivitas dengan tenang.

Kandidat

Fase

Negara

Dosis

Target Produksi 2021 (Juta Dosis)

University of Oxford/AstraZaneca

3

Inggris

1

2

Wuhan Institute of Biological Products/Sinopharm,

Beijing Institute of Biological Products/Sinopharm

3

China

2

1,3

Sinovac

3

China

2

0,37

Moderna/NIAD

3

Amerika Serikat

2

0,5-1

BioNTech/Pfizer

3

Uni Eropa/Amerika Serikat

2

1,3

Jansen Pharmacueticals/Johnson & Johnson

3

Uni Eropa/Amerika Serikat

2

1

CanSino Biological/Beijing Institute of Biotech

3

China

1

0,1-0,2

Gamaleya Research Institute

3

Rusia

1

0,5

Curevac

2

Jerman

2

0,5

AUS Developer

2

Amerika Serikat

2

2

Inovio Pharmacueticals/International Vaccine Institute

1/2

Amerika Serikat

2

0,1

Sanofi Pasteur/GSK

1/2

Uni Eropa/Inggris

2

1

Pittsburg CVR/Merck Sharp & Dohme

1/2

Amerika Serikat/Uni Eropa

1/2

1

Sumber: Citi

Namun proses vaksinasi terhadap seluruh penduduk pasti memakan waktu yang tidak sebentar. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Aliansi Vaksin Dunia (Gavi) dalam program Covax menargetkan untuk memberikan vaksin kepada 20% warga yang paling berisiko di seluruh negara anggota pada akhir 2021. Jadi sampai akhir tahun depan pun belum semua orang bisa mendapatkan vaksin.

Oleh karena itu, penduduk bumi harus sabar dan bertahan hidup sebisa mungkin sampai vaksin bisa dinikmati secara luas dan merata. Akan tetapi, sabar saja tidak cukup. Sebab kalau cuma berbekal sabar, maka akan ada jutaan orang yang kesulitan karena kehilangan pekerjaan, menganggur, dan menjadi miskin. Bisa-bisa korban yang jatuh lebih banyak ketimbang yang terjangkit virus corona.

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular