RI Resesi? Ya Sudahlah, Ini Yang Penting...!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
25 September 2020 14:39
Pasar Cijantung (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Pasar Cijantung (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Di sini lah negara berperan. Otoritas fiskal dan moneter wajib memastikan bahwa rakyat bisa bertahan menghadapi resesi. Stimulus adalah jawabannya.

Pemerintah selaku otoritas fiskal telah menganggarkan dana Rp 695,2 triliun untuk program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dengan rincian sebagai berikut:

  1. Kesehatan Rp 87,55 triliun.
  2. Perlindungan sosial Rp 203,9 triliun.
  3. Insentif usaha Rp 120,61 triliun.
  4. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Rp 123,46 triliun.
  5. Pembiayaan korporasi Rp 53,57 triliun.
  6. Sektoral kementerian/lembaga dan pemerintah daerah Rp 106,11 triliun.

Sampai 16 September, anggaran PEN sudah terealisasi Rp 254,4% arau 36,6% dengan rincian sebagai berikut:

  1. Kesehatan Rp 18,45 triliun (21,57%).
  2. Perlindungan sosial Rp 134,45 triliun (65,94%).
  3. Insentif usaha Rp 22,23 triliun (18,43%).
  4. UMKM Rp 58,74 triliun (47,58%).
  5. Pembiayaan korporasi belum ada realisasi.
  6. Sektoral K/L dan pemda Rp 20,53 triliun (19,35%).

"Pembiayaan korporasi masih dalam proses. Semua sudah siap, tinggal tunggu waktu dan kemungkinan bisa dicairkan," kata Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara Kementerian Keuangan Kunta Wibawa Dasa Nugraha, dalam jumpa pers APBN Kita Edisi September 2020.

Walau sudah ada anggarannya, kalau belum dipakai dengan optimal ya sama saja bohong. Tidak akan menjadi 'pelumas' perekonomian. Padahal pemerintah sudah rela melebarkan defisit anggaran dan menambah utang demi membiayai program stimulus. Sayang sekali kalau tidak dimaksimalkan, tidak membuat ekonomi dan kesejahteraan rakyat membaik tetapi hanya menjadi beban sampai bertahun-tahun ke depan.

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular