Ini Data Cadangan BBM Nasional di ASEAN, RI Jauh Tertinggal

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
21 September 2020 12:42
Infografis/ Dari Singapura Hingga Australia, hanya RI yang masih jual bbm ron 88/Aristya Rahadian
Foto: Ilustrasi bbm

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketahanan energi Indonesia bisa dikatakan sangat rentan dibandingkan dengan negara-negara lain, termasuk negara tetangga di Asia Tenggara. Pasalnya, sampai hari ini Indonesia belum memiliki cadangan bahan bakar minyak (BBM) nasional yang bisa digunakan suatu waktu bila terjadi kondisi kritis seperti bencana atau perang.

Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Henry Ahmad mengatakan, berdasarkan data International Energy Agency (IEA) cadangan ideal BBM nasional adalah 90 hari. Sementara berkaca dari sejumlah negara di Asia Tenggara antara lain seperti Singapura memiliki cadangan BBM nasionalnya mencapai 60 hari, lalu Vietnam mencapai 47 hari, dan cadangan BBM nasional lebih tinggi lagi dimiliki Thailand yakni mencapai 81 hari.

"Kita tentu tidak melihat Jepang yang sudah memiliki cadangan BBM nasional 148 hari. Paling tidak, kita bisa mulai di level (cadangan) 10 hari, 20 hari, tergantung kebijakan pemerintah menetapkan berapa hari kebutuhannya," paparnya dalam wawancara khusus bersama CNBC Indonesia, Senin (21/09/2020).

Menurutnya Jepang, Belanda, dan Jerman memulai memiliki cadangan BBM nasional dengan membangun cadangan operasional BBM oleh badan usaha terlebih dahulu. Setelah pemerintah memiliki kemampuan terutama dari sisi pendanaan, baru kemudian diarahkan membangun cadangan BBM nasional.

"Saya pernah ke Jepang, mereka mulai (memiliki cadangan BBM nasional) dari badan usaha dahulu. Mungkin hal sama juga terjadi di Eropa, Belanda dan Jerman dengan membangun cadangan operasional terlebih dahulu. Namun saat pemerintahnya sudah punya kemampuan, jadi ditanggung pemerintah," jelasnya.

Jika langsung dipaksakan memiliki cadangan BBM nasional, maka menurutnya ini akan berdampak pada kondisi keuangan pemerintah. Pasalnya, untuk menyediakan stok BBM satu hari saja dibutuhkan paling tidak sekitar Rp 1,4 triliun. Ini dengan asumsi kebutuhan BBM di kondisi normal mencapai sekitar 190.000-200.000 kilo liter (kl) per hari. Dengan demikian, bila stok disediakan untuk 50 hari, maka dibutuhkan dana sekitar Rp 70 triliun.

"Di manapun, negara Eropa sekali pun, dimulai dari cadangan operasional BBM terlebih dahulu dan kita canangkan ini yang mungkin tepat dimulai saat ini. Apalagi dengan melihat kondisi keuangan pemerintah, akan terganggu kalau kita paksakan (adanya) cadangan BBM nasional," paparnya.

Dewan Energi Nasional (DEN) pun berencana mengatur tentang penyediaan cadangan BBM nasional di dalam Rancangan Peraturan Presiden (Perpres) tentang cadangan penyangga energi yang kini tengah disusun.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) DEN Djoko Siswanto mengatakan cadangan BBM nasional ini sangat erat kaitannya dengan cadangan penyangga energi, sehingga perlu diatur dan dimasukkan ke dalam Rancangan Perpres.

"DEN sangat berkepentingan karena kebetulan sekali sedang mempersiapkan Perpres terkait CPE (Cadangan Penyangga Energi), tentunya di dalamnya termasuk cadangan BBM Nasional ini," ungkapnya melalui pesan singkat kepada CNBC Indonesia pada Jumat (18/09/2020).

Lebih lanjut Djoko mengatakan, nantinya di dalam Perpres tersebut rencananya akan diatur bahwa cadangan BBM nasional disediakan untuk 30 hari kebutuhan impor BBM.

"Cadangan bbm nasional rencananya diusulkan 30 hari kebutuhan impor. Tapi ini masih usulan, Perpresnya kan belum jadi," jelas Djoko.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Badan Usaha Niaga Bakal Diwajibkan Punya Cadangan BBM 23 Hari

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular