
Demo Goyang Takhta Raja Thailand, Teriak Negara Milik Rakyat

Jakarta, CNBC Indonesia - Demonstrasi terus terjadi di Thailand. Akhir pekan kemarin, diperkirakan 30.000 orang yang didominasi mahasiswa, kembali berunjuk rasa di Bangkok.
Mereka mendesak Perdana Menteri Jenderal Prayut Chan-o-cha mundur dan menerapkan konstitusi baru. Pemerintah yang didominasi oleh militer disebut otoriter.
![]() Pro-democracy protesters wear masks usually used to avoid tear gas during a protest in Bangkok, Thailand, Sunday, Sept. 20, 2020. The mass student-led rally that began Saturday is the largest in a series of protests this year, with thousands camping overnight near the royal palace, demanding for new elections and reform of the monarchy. (AP Photo/Wason Wanichakorn) |
Demo juga kembali menuntut pembatasan pada kekuasaan Raja Thailand Maha Vajiralongkorn. Hal yang sebelumnya dianggap tabu di negeri itu.
Sang Raja, tulis AFP, dianggap tak hadir di negeri itu saat ekonomi anjlok karena pandemi. Raja yang banyak menghabiskan waktu lama di Eropa menimbulkan kemarahan warga di media sosial dalam beberapa bulan terakhir.
Pendemo menyatakan Thailand adalah milik rakyat. Mereka memasang sebuah plakat di lapangan Sanam Luang yang bertuliskan "Rakyat telah menyatakan niat bahwa negara ini milik rakyat, bukan raja".
Protes sudah terjadi selama dua bulan. Ini merupakan protes terbesar sejak 2014.
"Kami menginginkan pemilu baru dan parlemen baru dari rakyat," kata aktivis mahasiswa Patsalawalee Tanakitwiboonpon (24) ditulis Reuters dalam demo yang juga berlangsung sebelumnya.
"Terakhir, impian kami adalah memiliki monarki yang benar-benar di bawah konstitusi."
Dalam demo, massa juga mengangkat tangan seraya menunjukkan tiga jarinya. Mereka memberi salam tiga jari yang menjadi simbol pemberontakan.
![]() One of the pro-democracy student leaders, Parit Chiwarak, white shirt in the background on the truck, participates in a protest in Bangkok, Thailand, Sunday, Sept. 20, 2020. The mass student-led rally that began Saturday is the largest in a series of protests this year, with thousands camping overnight near a royal palace, demanding for new elections and reform of the monarchy. (AP Photo/Sakchai Lalit) |
Salam ini diilhami dari cerita buku fiksi populer, The Hunger Games. Di mana acungan itu dinilai menjadi simbol pemberontakan masyarakat distrik terhadap Presiden Snow serta The Capitol, yang menjadi penguasa.
Sebelumnya, Thailand masuk ke jurang resesi karena ekonomi minus dua kuartalan berturut-turut (QtQ). PDB di kuartal II 2020 berkontraksi 12,2%.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Thailand Membara 'Dibakar' Demo, Masihkah Primadona Investor?
