Kata Bos BKPM, Investasi Jawa & Luar Jawa Mulai Berimbang Lho

Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
16 September 2020 13:42
INFOGRAFIS, Realisasi Investasi Sepanjang Semester I-2020
Foto: Ilustrasi Kepala BKPM Bahlil Lahadalia (Edward Ricardo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengklaim sebaran investasi kini tidak lagi terpusat pada daerah-daerah tertentu saja. Hal itu tercermin dari angka-angka capaian investasi yang mulai menunjukkan keberimbangan.

Mulanya dia menjelaskan realisasi investasi pada Semester I-2020 kurang lebih telah mencapai Rp 402,6 triliun. Dari jumlah tersebut, meliputi penanaman modal dalam negeri (PMDM) sebesar Rp 207 triliun. Angka tersebut setara dengan 51,4%.

Adapun sisanya yakni penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp 195,6 triliun atau 48,6%. Dari persentase tersebut sudah tampak porsi asing dan dalam negeri yang lumayan seimbang.

"Kemudian, investasi ini juga sudah mendekati investasi yang berkualitas. Sebab, Jawa dan luar Jawa sudah mulai berimbang, dimana luar Jawa Rp 193,7 triliun atau 48,1%. Sementara Jawa 208,9 triliun atau 51,9%," kata Bahlil dalam HSBC Economic Forum bertajuk "Orchestrating the next move: Transforming Indonesia into Asia's next supply chain hub" yang berlangsung secara virtual, Rabu (16/9/2020).



Dia menilai, kondisi tersebut menunjukkan bahwa minat investor terhadap investasi di Indonesia tidak lagi terbatas pada daerah-daerah tertentu saja. Artinya, potensi investasi di daerah saat ini lebih terbuka lebar.

"Data ini memperlihatkan pada kita bahwa sesungguhnya para investor telah memilih tidak hanya menanamkan modalnya di Jawa, tapi juga di luar Jawa," ujarnya.

Menurutnya, hal ini muncul karena dalam rentang 5 tahun pertama Pemerintah Presiden Joko Widodo (Jokowi), banyak infrastruktur terbangun. Dikatakan, infrastruktur adalah instrumen awal untuk menggaet investasi ke daerah.

"Dan sudah barang tentu dengan ini mampu mendorong pemerataan pertumbuhan ekonomi, termasuk ekonomi kawasan. Seperti apa yang dicita-citakan untuk terjadi masyarakat adil makmur dari Aceh sampai Papua," katanya.

Dalam kesempatan itu, Bahlil juga mengungkapkan alasan realisasi investasi yang landai di kuartal I dan II 2020. Biang keroknya tak lain dan tak bukan adalah pandemi Covid-19.

"Kita semua tahu bahwa efek Covid-19 untuk Indonesia itu di kuartal I di pertangahn Maret. Kemudian kuartal II, kita mulai menurun realisasi invest kita. Realisasinya Rp 190,2 triliun di kuartal II. Jadi total di semester I sudah mencapai Rp 400 triliun lebih," ujar Bahlil.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Transportasi & Telko, Penopang Investasi Triwulan I-2020

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular