
BPH Migas Ungkap Program Digitalisasi SPBU Belum Capai Target

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mengungkapkan program digitalisasi Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) yang dijalankan oleh PT Pertamina (Persero) bekerja sama dengan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) sampai saat ini belum mencapai target.
Kepala BPH Migas M. Fanshurullah Asa mengatakan sampai dengan Agustus 2020 ditargetkan sebanyak 5.518 SPBU sudah terdigiitalisasi. Namun sampai dengan 12 September 2020, jumlah SPBU yang terdigitalisasi baru mencapai sekitar 92% dari target tersebut.
Dia menyebutkan, baru sebanyak 5.058 SPBU atau sekitar 91,66% SPBU yang sudah terpasang Automatic Tank Gauge (ATG). Sementara yang terpasang EDC "Link Aja" sebanyak 5.024 SPBU atau sekitar 91,05% dari target, dan pencatatan nomor polisi (nopol) melalui EDC sebanyak 3.183 SPBU atau sekitar 57,68% dari target.
Kemudian, bagi SPBU yang terintegrasi dengan BAST yakni terintegrasi dengan pusat data, sehingga data bisa ditampilkan di dashboard sebanyak 3.575 SPBU atau 64,79%. Sementara yang terdigitalisasi pada dashboard sebanyak 2.383 SPBU atau 43,19%, dan terpasang CCTV analytic masih 0 SPBU alias belum ada kemajuan.
"Tujuan digitalisasi ini untuk meningkatkan akuntabilitas data penyaluran BBM kepada konsumen serta meningkatkan fungsi pengaturan dan pengawasan BPH Migas terhadap kegiatan pendistribusian BBM di seluruh SPBU," ungkapnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Komisi VII DPR RI, Selasa, (15/09/2020).
Lebih lanjut dia mengatakan sejak dimulainya program digitalisasi SPBU pada 31 Agustus 2018 lalu, program ini sudah mengalami empat kali revisi target penyelesaian. Revisi target pertama pada 28 Juni 2019, lalu revisi target kedua pada 31 Desember 2019, revisi target ketiga pada 30 Juni 2020, dan terakhir revisi target keempat pada Agustus 2020.
Ifan, sapaan akrabnya, menyampaikan beberapa catatan bahwa BPH Migas tidak terlibat di dalam menentukan spesifikasi dan anggaran program digitalisasi SPBU. Kedua, manfaat IT Nozzle dalam rangka pengawasan BBM menggunakan teknologi yang handal sehingga tepat sasaran dan tepat volume terutama pada BBM subsidi (JBT: Solar) dan BBM Penugasan (JBKP: Premium).
Kemudian, lanjutnya, persentase kepatuhan pencatatan nopol oleh seluruh SPBU yang terdigitalisasi rata-rata sebesar 39%.
"Manfaat IT Nozzle yaitu pengawasan dengan teknologi, sehingga tepat sasaran dan tepat volume, terutama pada BBM Subsidi Solar dan BBM Penugasan atau Premium," tuturnya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BPH Migas: Perlu Bangun 75 Ribu SPBU Demi Ketersediaan BBM