Internasional

Habis 'Party', China Lockdown Kota Lagi, Corona Masih Ngeri?

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
15 September 2020 10:57
Attendants wait outside the Great Hall of the People during the opening session of the National People's Congress (NPC) in Beijing, China, March 5, 2019. REUTERS/Aly Song
Foto: Para pelayan menunggu di luar Aula Besar Rakyat selama sesi pembukaan Kongres Rakyat Nasional (NPC) di Beijing, Cina, 5 Maret 2019. REUTERS / Aly Song

Jakarta, CNBC Indonesia - China kembali mengunci sebuah kota diperbatasan Myanmar. Bahkan tes massal akan dilakukan bagi warga kota tersebut, Selasa (15/9/2020).

Kota itu bernama Ruili, di provinsi Yunnan barat. Itu adalah titik penyeberangan perbatasan darat utama dengan negara tetangga Myanmar.


Pejabat kota mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa penduduk diberitahu untuk tinggal di rumah. Bisnis telah ditutup kecuali supermarket, apotek dan pasar makanan.

Orang-orang dilarang memasuki atau meninggalkan kota mulai Senin malam. Corona dikatakan diimpor dari Myanmar oleh imigran ilegal.

Wakil Walikota Ruili, Yang Bianqiang, mengatakan pada konferensi pers mengatakan sudah memulangkan mereka yang tidak dapat diverifikasi waktu kedatangan ke China. "Mereka tidak memiliki tempat tinggal tetap dan tidak memiliki tempat tetap untuk bekerja," katanya dikutip dari AFP..


China sebagian besar telah mengendalikan penyebaran virus melalui serangkaian pembatasan perjalanan dan penguncian ketat. Dimulai dengan pusat kota Wuhan, tempat virus pertama kali muncul akhir tahun lalu.

Namun, ada sejumlah wabah lokal dalam beberapa bulan terakhir termasuk di ibu kota Beijing. Perbatasan negara tetap tertutup untuk sebagian besar orang asing.

Per Selasa ini, China melaporkan ada tujuh kasus baru Covid-19. Semuanya merupakan imported case.

Sebelumnya China pekan lalu menggelar perayaan "kemenangan" atas corona. Presiden Xi Jinping memberi sejumlah penghargaan pada orang-orang yang berjasa melawan corona di negara itu.

Kota Wuhan pusat corona juga sudah membuat acara hiburan, mulai dari konser hingga pesta kolam renang. China menilai ini bukti kalau niat keras mereka menghalau corona membuahkan hasil.

Myanmar adalah bagian penting dari pembiayaan Belt and Road Initiative China. Kedua negara terikat pembangunan jalur kereta api berkecepatan tinggi senilai US $ 8,9 miliar dari Yunnan ke barat Myanmar.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Beijing Laporkan 9 Kasus Baru, Covid-19 Mereda?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular