Internasional

Babak Baru Perang Dagang, AS Kembali Blokir Produk China

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
15 September 2020 09:27
INFOGRAFIS, Damai Perang Dagang As-China Berujung Kebuntuan
Foto: Infografis/Perang Dagang AS-China/Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) kembali meluncurkan serangan kepada China. Ini menambah pelik hubungan kedua negara yang telah mencapai level terendahnya setahun belakangan.

Pada Senin (14/9/2020), AS mengumumkan memblokir berbagai produk China yang dibuat oleh "pekerja paksa" di wilayah Xinjiang. AS meyakini produk berasal dari pusat "kejuruan" yang merupakan "kamp penampungan" kaum minoritas muslim Uighur.

"Pemerintah China terlibat dalam pelanggaran sistematis terhadap orang-orang Uighur dan minoritas lainnya," kata Mark Morgan, penjabat komisaris Badan Perlindungan Perbatasan dan Bea Cukai (CBP), dikutip dari AFP, Selasa (15/9/2020).


"Kerja paksa adalah pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang mengerikan."



Barang-barang yang diblokir tersebut termasuk kapas, garmen, produk rambut dan elektronik yang berasal dari lima pabrik tertentu di wilayah Xinjiang dan Anhui.

"Selain itu, blokir juga berdampak pada semua produk yang terkait dengan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan Kejuruan No. 4 Kabupaten Lop di Xinjiang," kata Penjabat Wakil Sekretaris Keamanan Dalam Negeri Ken Cuccinelli.


"Ini bukan pusat kejuruan, ini adalah kamp konsentrasi, tempat di mana agama dan etnis minoritas menjadi sasaran pelecehan dan dipaksa bekerja dalam kondisi keji tanpa bantuan dan kebebasan."


"Ini adalah perbudakan modern."

Selain pemblokiran, AS juga mengumumkan tindakan menahan perintah pelepasan (WRO). Langkah ini memungkinkan CBP untuk menyita produk dari perusahaan dan organisasi yang masuk daftar hitam.

Langkah AS mengumumkan pemblokiran ini terjadi setelah sebelumnya negara yang dipimpin Presiden Donald Trump itu menjatuhkan serangkaian hukuman pada China terkait masalah dugaan penganiayaan satu juta anggota minoritas Muslim Uighur di Xinjiang.

Sebelumnya pada bulan Juli, badan bea cukai telah memasukkan pada produk rambut dari beberapa perusahaan yang beroperasi di Xinjiang ke daftar WRO. Pada Agustus, produk pakaian yang dibuat dan dijual oleh Hero Vast Group juga masuk daftar target.

"Pemerintah China perlu menutup kamp konsentrasinya," kata Cuccinelli.

Pada bulan Juli lalu, Departemen Keuangan AS juga telah menjatuhkan sanksi pada kelompok paramiliter utama, Korps Produksi dan Konstruksi Xinjiang karena diyakini terlibat dalam pelanggaran HAM tersebut.

AS juga telah menjatuhkan sanksi pada beberapa pejabat China, termasuk Chen Quanguo, kepala Partai Komunis China untuk wilayah Xinjiang.

"Pemerintahan Trump telah memimpin dunia dalam menarik perhatian pada pelanggaran hak asasi manusia Partai Komunis China yang mengerikan di Xinjiang, dan kami telah mengambil tindakan untuk mendukung retorika kami," kata Menteri Luar Negeri Mike Pompeo dalam sebuah pernyataan.

Meski telah cukup sering menjatuhkan sanksi pada China atas masalah ini, pejabat CBP mengatakan mereka saat ini sedang mempelajari "hukuman" baru yang menargetkan semua produk kapas dan tomat dari Xinjiang.



(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Awas Perang Dagang Bangkit, Ini Ancaman Baru Trump ke China

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular