
Jakarta PSBB Total & Hantu Resesi yang Kian Nyata

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemprov DKI Jakarta akan menerapkan PSBB total mulai 14 September 2020 untuk menekan penyebaran virus corona Covid-19, namun di sisi lain kebijakan ini membuat Indonesia akan jatuh ke dalam resesi.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan PSBB merupakan salah satu cara menekan penyebaran Covid-19 tetapi memberikan dampak yang luar biasa serius terhadap kondisi ekonomi masyarakat.
Pada kuartal II-2020, perekonomian Indonesia mengalami kontraksi minus 5,32% terutama karena penerapan PSBB pada Maret, April, dan Mei 2020.
"Pertumbuhan negatif ini menggambarkan aktivitas ekonomi baik dari sisi permintaan apakah itu konsumsi, investasi, ekspor bahkan kegiatan pemerintah mengalami penurunan dan dr sisi produksi apakah itu sektor pertanian, perdagangan, manufaktur, transportasi, jasa keuangan, semuanya juga mengalami penurunan yang sangat tajam," jelasnya, seperti dikutip Jumat (12/9/2020).
Sejumlah ekonom meyakini, pada kuartal III-2020, Indonesia sudah pasti akan masuk ke dalam jurang resesi ekonomi akibat pembatasan ini
"Di kuartal III dengan ada PSBB atau tanpa PSBB, resesi sudah hampir pasti. Karena memang situasinya lumayan sulit di kuartal III-2020, tidak seperti yang sebelumnya," ujar Ekonom Universitas Indonesia (UI) Fithra Faisal kepada CNBC Indonesia, Kamis (10/9/2020).
Kendati demikian, menurut Fithra, PSBB memang dibutuhkan di tengah penularan kasus positif covid-19 yang terus melonjak, terutama di Jakarta.
Diharapkan dengan adanya PSBB ini, dapat membuat perekonomian bisa cepat pulih, karena untuk me-restart ekonomi di tengah pandemi ini, variabel kesehatan harus ditanggulangi terlebih dahulu.
Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Ekonom BCA David Sumual. Menurut David, tanpa ada PSBB lagi, pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2020, sebenarnya sudah diproyeksikan negatif. Indonesia mengalami resesi pun, sudah merupakan hal yang lumrah. David memproyeksikan pertumbuhan ekonomi akan berada pada kisaran -1% hingga -3%.
"Bukan hal aneh karena menurut World Bank 93% negara dunia akan masuk resesi. Maka gak heran kalau Indonesia juga resesi. Karena negara-negara maju diprediksi akan masuk resesi," jelas David.
Pertumbuhan ekonomi juga bahkan diramal akan berkontraksi, bukan hanya di kuartal III-2020, tapi juga sampai ke pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2020. Hal ini disampaikan oleh VP Economist Bank Permata Josua Pardede.
Josua memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2020 akan berada pada kisaran -3% secara year on year (yoy). Mengingat dampak pelonggaran PSBB sudah terjadi sejak Juni.
Ramalan pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2020 tersebut juga, kata Josua terindikasi dari beberapa high frequency data seperti indeks keyakinan konsumen (IKK), retail sales, dan PMI manufacturing yang menunjukkan tren peningkatan sejak akhir kuartal II-2020 hingga pertengahan kuartal III-2020.
Sementara, proyeksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV-2020 berpotensi lebih rendah dari perkiraan sebelumnya. Di mana sebelumnya, apabila tidak terjadi PSBB kembali, maka pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV-2020 berpotensi tumbuh positif.
"Dengan adanya kondisi PSBB yang akan dimulai kembali pada 14 September mendatang, diperkirakan akan mendorong pemulihan ekonomi pada kuartal IV-2020 tertahan. Sehingga pertumbuhan kuartal IV-2020 diperkirakan masih terkontraksi," jelas Josua kepada CNBC Indonesia, Kamis (10/9/2020).
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article DKI PSBB Total, Ini Aturan Lengkap yang Mau ke Bandara