Terungkap! Ini Dia Penyebab RI Terancam Resesi

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
09 September 2020 06:50
Ilustrasi ritel diskon. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Ilustrasi Gerai Ritel (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Dalam situasi mencekam seperti ini, masyarakat tentu memilih untuk mengamankan diri masing-masing. Bagi yang masih diberi karunia bisa mencari dan mendapat nafkah, porsi pendapatan yang dialokasikan ke tabungan ditingkatkan. Harus ada dana darurat, untuk berjaga-jaga kalau (amit-amit) bakal jadi korban PHK.

Pada Agustus 2020, konsumen mengalokasikan 20,42% pendapatan mereka untuk ditabung. Angka ini menjadi yang tertinggi sejak Desember 2018.

Peningkatan porsi pendapatan yang dialokasikan untuk tabungan membuat pos lain menjadi berkurang. Contoh paling nyata adalah konsumsi.

Per Agustus 2020, konsumen Indonesia mengalokasikan 67,35% pendapatan untuk konsumsi. Memang masih dominan, tetapi angka tersebut adalah yang terendah sejak Januari 2019.

Lebih mengerikan lagi, adalah masyarakat kelas menengah yang mengurangi konsumsi. Porsi pendapatan yang dialokasikan untuk konsumsi di kelompok masyarakat dengan pengeluaran Rp 4,1-5 juta per bulan (yang masuk kategori kelas menengah) pada Agustus 2020 adalah 64,82%. Angka ini di bawah kelompok pendapatan lainnya sekaligus menjadi yang terendah sejak Januari 2019.

Padahal kelas menengah adalah motor utama penggerak konsumsi domestik. Bank Dunia memperkirakan populasi kelas menengah di Tanah Air adalah 52 juta jiwa. Satu dari lima orang Indonesia berstatus kelas menengah.

Tanpa kelas menengah yang konsumtif, konsumsi rumah tangga akan sulit diandalkan untuk menopang pertumbuhan ekonomi. Akibatnya, ancaman resesi menjadi semakin pasti.

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular