Internasional

Kritik Perang Vietnam, Irak & Afganistan, Apa Kata Trump?

tahir saleh, CNBC Indonesia
06 September 2020 09:05
U.S. President Donald Trump and first lady Melania Trump interact with military personnel aboard the USS Wasp as they participate in a Memorial Day Address in Yokosuka, south of Tokyo, Japan May 28, 2019. REUTERS/Issei Kato
Foto: Hari Terakhir Kunjungan Trump di Jepang (REUTERS/Issei Kato)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump disebutkan berulang kali mempertanyakan mengapa orang Amerika yang bertugas di Vietnam ikut pergi berperang.

Hal itu diungkapkan oleh seseorang sumber CNN yang mendengar Trump membuat pernyataan tersebut.

Presiden Trump, yang tidak ikut wajib militer di Vietnam karena mendapat penangguhan lantaran terkena taji tumit (bone spurstonjolan pada tulang di tumit kaki), mengisyaratkan dalam percakapan itu bahwa para veteran Vietnam tidak tahu bagaimana memanfaatkan sistem agar keluar dari penugasan ke Vietnam.

Saat Perang Vietnam, pria berusia antara 18-26 tahun harus bertugas di militer selama 21 bulan di bawah program wajib militer, kecuali mereka diberikan penangguhan karena alasan tertentu.

Pada Januari 1973, setelah AS mengakhiri keterlibatan langsungnya di Vietnam, AS mengumumkan pengiriman pasukan yang semuanya secara sukarela.

Pada tahun 1975, Presiden AS saat itu, Gerald Ford menandatangani proklamasi yang mengakhiri persyaratan bagi pria untuk mendaftar wajib militer.

Perang Vietnam, juga disebut Perang Indocina Kedua, adalah perang yang terjadi pada periode 1957 dan 1975 di Vietnam. Dua kubu yang saling berperang adalah Republik Vietnam (Vietnam Selatan) yang disokong AS dan sekutunya, serta Republik Demokratik Vietnam (Vietnam Utara) ditopang Uni Soviet.

Setelah berakhirnya perang, kedua Vietnam pun bersatu pada 1976 dan Vietnam menjadi negara komunis.

Trump juga mempertanyakan, secara umum, tujuan berperang di Irak dan Afghanistan, karena dia meyakini bahwa perang itu keliru.

"Presiden bertanya-tanya dengan lantang "apa yang mereka dapatkan darinya [dari perang itu]?," kata Trump, dikutip dari sumber yang sama yang mengatakan informasi tersebut kepada CNN, dikutip Minggu (6/9/2020).

Sumber itu mengatakan kepada CNN soal pernyataan Trump ini karena Trump sebelumnya menyangkal isi artikel di majalah The Atlantic pada Kamis lalu bahwa Trump meremehkan anggota dinas AS yang tewas dalam pertempuran.

CNN belum secara independen mengkonfirmasi laporan dari The Atlantic.

Trump dengan tegas membantah soal itu, bahkan dia menaruh hormat yang tinggi terhadap tentara Amerika.

"Bagiku, mereka pahlawan," katanya di Ruang Oval, Jumat, dikutip CNN.

"Bahkan sulit untuk percaya bagaimana mereka bisa melakukannya [ikut perang]. Dan saya katakan itu, tingkat keberaniannya, dan bagi saya, mereka adalah pahlawan mutlak."

Pada 28 Februari tahun lalu, mantan pengacara pribadi Donald Trump mengatakan bahwa Trump mengaku sakit untuk menunda wajib militer selama Perang Vietnam.

Hal ini diungkapkan Michael Cohen selama kesaksian di depan Kongres pada Rabu, 27 Februari.

"Anda pikir saya bodoh? Saya tidak akan ke Vietnam," kata Cohen meniru kata-kata Trump, seperti dikutip dari Channel News Asia.

Donal Trump tak ikut wajib militer, karena mendapat penangguhan medis dari wamil dalam Perang Vietnam pada tahun 1968 karena dia mengaku mengalami taji tumit.

"Trump menugasi saya untuk menangani pers negatif seputar penangguhan medisnya dari daftar wamil Vietnam," kata Cohen. "Trump mengklaim itu karena taji tulang tumit, tetapi ketika saya meminta catatan medis, dia tidak memberi saya apa-apa dan mengatakan tidak ada operasi...Dia mengatakan kepada saya untuk tidak menjawab pertanyaan spesifik oleh wartawan tetapi hanya menawarkan fakta bahwa dia menerima penangguhan medis," tambah Cohen.

Penangguhan tersebut adalah satu dari lima alasan Trump agar tidak ditugaskan ke Vietnam. Satu dari beberapa alasan lain adalah untuk pendidikan.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Trump Siap Luncurkan Medsos Tandingan Twitter

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular