Internasional

Ditembak 20 Kali, Ini Kronologi Kematian Dijon Kizzee di AS

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
02 September 2020 15:57
A protester holds a sign with a picture of Dijon Kizzee, who died after being shot by deputies of the Los Angeles Sheriff's Department on Monday, Aug. 31, 2020, in Los Angeles, Calif. (AP Photo/Christian Monterrosa)
Foto: Dijon Kizzee (AP/Christian Monterrosa)

Jakarta, CNBC Indonesia - Penembakan warga kulit hitam oleh anggota aparat kembali terjadi di Amerika Serikat. Setelah terjadi di Kota Kenosha, Wisconsin dan Kota Portland, Oregon, kali ini insiden penembakan terjadi di Los Angeles, California.

Dijon Kizzee (29), warga Afrika-Amerika, ditembak sebanyak 15 hingga 20 kali hingga tewas oleh dua deputi deputi sheriff Los Angeles. Kizzee, yang kala itu sedang mengendarai sepeda, dihentikan oleh sheriff karena dianggap melanggar aturan.

Kizzee sempat melarikan diri, namun para sheriff mengejarnya. Menurut versi Letnan Brandon Dean dari Departemen Sheriff County LA, dikatakan Kizzee sempat memukul salah satu anggota sheriff tersebut. Bungkusan yang ia bawa, berisi pakaian dan pistol semi otomatis hitam, jatuh ke tanah.

Dikatakan juga Kizzee sempat ingin melawan para sheriff yang mengejarnya dengan berusaha mengambil pistol miliknya yang jatuh tersebut. Dean berkata bahwa kedua petugas melepaskan tembakan ketika Kizzee membuat "gerakan bahwa dia akan mengambil senjata api".

"Apakah senjata api itu benar-benar ada di tangannya, jika dia menunjuk ke arahnya, saya tidak tahu secara spesifik karena kami belum mewawancarai deputi sebenarnya yang ada di sana," kata Dean.



Tetapi kronologi pengambilan pistol oleh Kizzee versi Dean ternyata berbeda dengan versi saksi lain, yang merupakan tetangga Kizzee, yakni Deja Roquemore (31). Ia menyaksikan perkelahian dan penembakan Kizzee yang terjadi di seberang jalan tak jauh dari lokasi rumahnya.

Roquemore mengatakan kepada Reuters pada Selasa (1/9/2020) bahwa dia tidak pernah melihat Kizzee melakukan pukulan kepada sheriff, maupun membawa senjata. Sebaliknya, ia melihat Kizzee bukan ancaman dan malah para deputi terus menembaki Kizzee bahkan ketika dia berbaring tak bergerak, telungkup di tanah.

"Saya melihatnya berubah dari hidup menjadi sekarat menjadi mati," kata Roquemore dalam wawancara telepon. Roquemore, yang berada di rumah pada siang hari mengawasi anaknya yang berusia 6 tahun saat melakukan sekolah daring.

Dalam versi kejadian yang diberikan oleh Roquemore, dia menyaksikan Kizzee dan salah satu petugas "bergumul" di atas bungkusan pakaian sebelum jatuh ke tanah.

Pada saat itu, Roquemore menceritakan, Kizzee mengangkat kedua tangannya ke udara, berteriak, "Saya tidak punya apa-apa. Apa yang kamu inginkan?" sebelum berbalik untuk melarikan diri.

Roquemore mengatakan seorang petugas kemudian menembakkan taser ke kaki Kizzee, dan dua deputi menembaknya ketika dia berbalik ke arah mereka. Ia juga mengaku tak melihat Kizzee memegang pistol dan menambahkan bahwa deputi memborgolnya setelah penembakan. Kizzee kemudian dinyatakan meninggal di tempat kejadian.

Namun Dean membantah bahwa petugas pernah menggunakan taser. Dean juga mengatakan dia tidak tahu kode kendaraan apa yang diduga dilanggar Kizzee.

"Tidak jarang para deputi melakukan pemberhentian kendaraan sepeda. Mereka harus mematuhi aturan jalan yang sama seperti yang dilakukan kendaraan," kata Dean kepada wartawan, Senin (31/8/2020).

Dean mengatakan kepada Reuters bahwa para deputi sheriff, secara bersamaan, melepaskan total 15 hingga 20 tembakan. Dia mengatakan Kizzee menderita beberapa luka di bagian atas tubuhnya, tetapi jumlah peluru yang mengenainya tidak akan diketahui sampai otopsi dilakukan.

Kedua petugas sheriff yang terlibat telah dicopot dari tugas patroli untuk sementara waktu, kata Dean.

Sebagai informasi, deputi sheriff adalah pembantu kepala penegak hukum, sheriff, yang langsung dipilih publik. Sehingga jabatan sheriff adalah jabatan publik. Sheriff sendiri adalah lembaga konstitusional di AS, dan berbeda dengan polisi meski sama-sama lembaga penegak hukum.

Demonstrasi Kembali Membara

Setelah terjadinya insiden penembakan tersebut, demonstrasi terkait isu rasial kembali digelar pada Senin sore. Sebanyak 100 orang berkumpul di tempat kejadian komunitas Westmont di tepi selatan Los Angeles. Mereka meminta jawaban dan pertanggungjawaban. Mereka juga membawa spanduk "Hentikan Polisi Pembunuh".

"Anda tidak membunuh ras apa pun kecuali kami, dan itu tidak masuk akal," Fletcher Fair, bibi Kizzee, mengatakan kepada wartawan pada Selasa di lokasi penembakan, di mana para aktivis menyerukan penyelidikan independen oleh jaksa agung California.

Pawai protes diselenggarakan pada Selasa malam oleh aktivis lokal dari Koalisi Pengendalian Masyarakat atas Polisi.

Sementara itu pengacara hak sipil yang mewakili keluarga Kizzee, Ben Crump, mengatakan lelaki itu ditembak lebih dari 20 kali. Ia mendesak saksi menghubunginya dengan informasi apapun.

"Mereka bilang dia lari, menjatuhkan pakaian, dan pistol. Dia tidak mengambilnya, tetapi polisi menembaknya di punggung 20+ kali lalu meninggalkannya selama berjam-jam," tulis Crump, yang juga mewakili keluarga Floyd, dalam Twitternya.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kacau! Aparat AS Tembak Pria Kulit Hitam 20 Kali hingga Tewas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular