Internasional

War Game Turki-Yunani, Erdogan Telepon Donald Trump

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
27 August 2020 11:28
FILE PHOTO: U.S. President Donald Trump and Turkish President Tayyip Erdogan gesture as they talk at the start of the NATO summit in Brussels, Belgium July 11, 2018.  REUTERS/Kevin Lamarque/File Photo
Foto: REUTERS/Kevin Lamarque

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berbicara melalui telepon pada hari Rabu (26/8/2020).

Keduanya membicarakan sejumlah hal, termasuk 'panas' hubungan Turki dengan Yunani dan Eropa akibat migas di Laut Mediterania Timur.


"Termasuk Mediterania," kata kantor Erdogan sebagaimana dikutip dati Reuters, Kamis (27/8/2020).

Daily Sabah, mengutip Direktorat Komunikasi Turki, merilis bahwa Erdogan mengingatkan Trump bahwa Turki bukanlah pihak yang menciptakan ketidakstabilan di Mediterania Timur.

"Ia menekankan bahwa Turki membuktikan dengan tindakan konkret bahwa negara ingin mengurangi ketegangan dan menjalin dialog tentang masalah tersebut," jelas lembaga itu.

Ketegangan di Mediterania Timur antara Turki dan Yunani telah meningkat sejak Ankara mengirim kapal survei minyak Oruc Reis ke perairan yang disengketakan itu pada awal bulan ini. Yunani menyebut tindakan Turki sebagai hal ilegal.

Turki dan Yunani, yang sama-sama anggota NATO, saling mengklaim wilayah Mediterania Timur yang banyak dipenuhi sumber daya alam itu.

Saat mengirimkan kapal bor untuk mengeksplorasi energi di landas kontinennya, Turki mengatakan bahwa negaranya dan Republik Turki Siprus Utara (TRNC) memiliki hak di wilayah tersebut.



Sebelumnya, masalah ini juga membawa Uni Eropa masuk. Jerman yang saat ini memegang jabatan presiden UE mengirimkan Menteri Luar Negeri Heiko Mass untuk berbicara dengan Athena dan Ankara.

"Kami menangani ketegangan di sana dengan sangat serius," kata seorang juru bicara kementerian luar negeri Jerman kepada wartawan.

"Kami khawatir bahwa ketegangan dapat semakin membebani hubungan antara Turki dan UE dan eskalasi lebih lanjut dapat menimbulkan konsekuensi yang serius."

Dalam laporan US Geological Survey, Laut Mediterania Timur memiliki cadangan minyak 1,7 miliar barel. Sementara gas 3,5 triliun meter kubik.


(res/res)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan AS-China, Turki-Yunani Mungkin Perang Duluan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular