Dipicu Soal Kapal Migran, Turki dan Yunani Memanas!

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
03 April 2021 12:30
A man waves a Turkish flag outside the Byzantine-era Hagia Sophia, in the historic Sultanahmet district of Istanbul, Friday, July 24, 2020. Hundreds of Muslim faithful were making their way to Istanbul's landmark monument Friday to take part in the first prayers in 86 years at the structure that was once Christendom's most significant cathedral and the
Foto: Seorang pria mengibarkan bendera Turki di Hagia Sophia era Byzantium, di distrik bersejarah Sultanahmet Istanbul saat akan melaksanakan salat jumat, Jumat (24/7/2020). (AP Photo/Omer Kuscu)

Jakarta, CNBC Indonesia - Yunani menuduh Turki berusaha memprovokasi menggunakan kapal yang membawa migran ke perairan tersebut. Klaim Yunani ditolak keras oleh Ankara.

Yunani dan Turki tidak sepakat pada berbagai masalah termasuk sumber energi di Mediterania, dan ketegangan antara sekutu NATO yang meningkat tahun lalu saat ribuan pencari suaka di Turki mencoba menyerbu perbatasan darat Yunani.

Menteri Migrasi Notis Mitarachi mengatakan bahwa penjaga pantai Yunani telah melaporkan berbagai insiden termasuk angkatan laut Turki terkait kapal migran ke perbatasan Eropa.

"Tidak diragukan lagi bahwa para migran ini meninggalkan pantai Turki dan mengingat fakta bahwa mereka didukung oleh Turki, tidak berisiko," kata Mitarachi dalam pernyataannya, dilansir Reuters, Sabtu (3/4/2021).

"Kami meminta Turki untuk mundur dan menghentikan provokasi yang tiak beralasan ini,"

Wakil Menteri Dalam Negeri Turki Ismail Catakli merespons pernyataan Mitarachi di Twitter menyebut bahwa Yunani telah berbohong dan memutar balikkan fakta.

Catakli menuduh Yunani telah mengusir 231 migran dalam tujuh insiden yang terjadi. Turki, kata dia yang telah menyelamatkan mereka.

"Itu adalah kejahatan terhadap kemanusiaan untuk memfitnah penjaga pantai Turki, menyelamatkan orang-orang yang kau tinggalkan sampai mati," tulis Catakli.

Sebagai informasi, hampir satu juta pencari suaka yang kebanyakan warga Suriah, Irak, Afghanistan menyeberang ke Yunani dari Turki dengan perahu pada 2015 di awal krisis migrasi Eropa.

Satu tahun kemudian, Uni Eropa membuat kesepakatan dengan Ankara untuk membendung arus dan jumlahnya turun secara dramatis.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Panas! Erdogan 'Ngamuk' ke Yunani, Ada Apa Turki?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular