
Ilmuwan Muda: Vokasi Bukan Lulusan Kelas Dua!

Jakarta, CNBC Indonesia - Di berbagai negara maju, pendidikan vokasi memiliki peran penting dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM). Sehingga lulusan Vokasi sangat diperlukan sebagai tonggak pembangunan ekonomi negara.
Sekretaris Jenderal Akademi Ilmuwan Muda Indonesia Berry Juliandi menilai, lulusan vokasi bisa berjalan beriringan dengan lulusan dari ilmu yang lebih mengarah akademis, meski keduanya memiliki fokus yang berbeda. Ia pun mengakui masih ada stigma di masyarakat bahwa lulusan vokasi dinilai merupakan lulusan kelas dua.
"Masing masing jenjang pendidikan memiliki tugas dan kewajibannya masing masing. Untuk urusan teknis, lulusan vokasi ahlinya, begitu juga analisis maka dari pendidikan akademis. Bukan berarti lulusan vokasi kelas dua. Selama ini masyarakat kerap menilai itu, tapi tugas vokasi adalah mengerjakan hal yang berbeda dengan lulusan bidang akademis," sebut Berry kepada CNBC Indonesia, Selasa (18/8).
"Kita bukan hanya butuh orang pintar analisis tapi butuh terampil. Kita perlu sadarkan masyarakat lewat sosialisasi. Harus ada pembagian peran, nggak bisa semua komponen masyarakat sama misal analisis semua, lalu siapa yang kerjakan hal teknis? Makanya ada juga lulusan vokasi untuk saling mengisi. Kalau dua aspek digempur, sama-sama kita bisa bangun ekonomi lebih baik," kata akademisi IPB ini.
Untuk mewujudkan lulusan vokasi yang andal, maka diperlukan kesamaan visi dari semua pihak, baik pemerintah, industri maupun stakeholder terkait pendidikan vokasi.
"Industri dan pendidikan vokasi perlu memiliki ruang bersama untuk lebih dalam berkomunikasi dan berinteraksi. Ruang bersama ini dapat dianalogikan sebagai bentuk platform program yang dikucurkan oleh pemerintah. Misalnya duduk bareng ketika membangun kurikulum bersama termasuk pelatihan dimana praktisi datang mengajar dengan jumlah minimum. Melalui interaksi ini akan terjalin komunikasi yang intens, di sinilah trust akan muncul," papar Berry.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Vokasi Perlu Saat New Normal, Pemerintah-Industri Kolaborasi