
Thailand & 12 Negara Join 'Klub Resesi', Apa Indonesia Ikut?

Jakarta, CNBC Indonesia - Tahun 2020 bisa dibilang tahun yang suram. Virus Covid-19 tiba-tiba muncul dan langsung melumpuhkan ekonomi global.
Tingginya daya jangkit virus ini membuat berbagai negara terpaksa melakukan penguncian alias lockdown. Praktis roda ekonomi langsung terhambat terutama di kuartal kedua tahun 2020 ini ketika virus corona sedang viral-viralnya di seantero dunia.
Hal ini tentu saja menyebabkan tingkat pertumbuhan Produk Domestik Bruto (GDP) yang biasanya digunakan untuk mengukur seberapa pesat pertumbuhan ekonomi di suatu negara menjadi terkontraksi alias tumbuh negatif.
Pada periode ini banyak negara yang terpaksa jatuh ke jurang resesi yang biasanya ditandakan oleh terkontraksinya GDP suatu negara selama dua periode berturut-turut.
Virus corona tentunya tidak pilih kasih, semua negara sedang berkutat bagaimana dalam menanggulangi virus yang suka terhadap kerumunan ini. Memang beberapa negara ada yang terdampak lebih parah dari negara lain.
Asia Tenggara
Bagaimana kondisi perekonomian di Asia Tenggara, siapakah yang menjadi korban terparah virus nCov-19, adakah yang sudah pulih?
Korban kebiadaban virus corona terparah pada kuartal kedua tahun 2020 ini dirasakan oleh Malaysia. Perekonomian Malaysia tercatat terkontraksi sampai 17,1% secara tahunan (YoY).
Salah satu penyebab tingginya kontraksi di Negeri Jiran adalah karena pemerintahnya tegas dalam menetapkan penguncian wilayah alias lockdown untuk memperlambat penyebaran virus Covid-19.
Apabila melihat kengerian negara tetangga yang ekonominya terkontraksi sampai belasan persen, sebenarnya Indonesia cukup 'beruntung' karena ekonominya hanya terkontraksi 5,3% YoY akan tetapi ternyata ada negara lain yang berhasil lolos dari jurang resesi baik teknikal maupun resesi sesungguhnya, bahkan ekonominya berhasil tumbuh di tengah pandemi.
Adalah negara Vietnam yang berhasil mengalami bertahan dari pandemi pada tahun 2020 ini. PDB negara tersebut di kuartal II-2020 masih mampu tumbuh 0,36% YoY. Walaupun memang menurut Bank Dunia pertumbuhan tersebut yang terburuk sejak 35 tahun terakhir.
"Namun Vietnam memiliki 'badan' yang cukup sehat dalam menghadapi pandemi Covid-19," tulis Bank Dunia dalam Blognya.
Keberhasilan PDB Vietnam dalam bertumbuh di tengah serangan corona tentunya tidak bisa lepas dari peran pemerintah Vietnam yang 'berlebihan' dalam bersiap menghadapi virus ini.
Penaganan wabah corona di Vietnam memang patut diacungi jempol. Terlepas dari pro kontra yang ada, jumlah penderita Covid-19 di Vietnam berhasil ditekan di bawah angka 1000. Dan kabar terakhir, hanya ada 22 kasus kematian.
Negara Lain yang Sudah Masuk Klub Resesi
Jepang
Perekonomian Jepang juga tak lepas dari resesi. Ekonomi negara ini sudah menyusut 27,8% di kuartal I 2020 secara tahunan (YoY) sebagaimana dikutip dari Trading Economics.
Pada kuartal II-2020, ekonomi Jepang terkontraksi -7,82% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY). Jauh lebih dalam ketimbang kontraksi pada kuartal sebelumnya yaitu -0,62% YoY sekaligus menjadi yang terparah sejak 1979.
Sedangkan secara kuartalan yang disetahunkan (annualized), ekonomi Jepang menyusut -27,8%. Ini menjadi kontraksi paling dalam sepanjang sejarah modern Jepang. Ekonomi Negeri Sakura sudah berada di teritori negatif sejak kuartal IV-2019. Jadi Jepang bukan hanya resesi, tetapi terhisap lebih dalam di lumpur resesi.
Korea Selatan
Korea Selatan masuk jurang resesi setelah Bank Sentral Korea (BOK) menyebut ekonomi negatif kembali di kuartal II 2020. Di mana PDB - 3,3% (QtQ).
Sebelumnya di kuartal-I, ekonomi turun 1,3%. Ekspor barang dan jasa di mana ekonomi yang bergantung, anjlok 16,6%, terburuk sejak kuartal terakhir 1963.
Dalam basis tahunan (YoY), PDB negara ini di kuartal-II minus 2,9% dari periode yang sama tahun lalu. Tapi, di kuartal-I lalu, ekonomi tumbuh 1,4%.
Hong Kong
Hantu resesi belum meninggalkan Hong Kong. Ekonomi kota di bawah pemerintahan China Daratan itu kembali mengalami kontraksi. Di kuartal II ekonomi Hong Kong minus 9% (YoY). Di basis kuartalan (QtQ), ekonomi minus 0,1% di kuartal II-2020 ini.
Ini adalah kontraksi empat kuartal berturut-turut untuk negara pusat ekonomi global tersebut. Aktivitas ekonomi sudah susut sejak pertengahan 2019, saat protes besar-besaran massa anti-China terjadi selama berbulan-bulan.
Inggris
Inggris mencatat pertumbuhan terburuk sejak 2009. Kantor Statistik Nasional, menyebutkan dalam basis tahunan (YoY), ekonomi berkontraksi atau -21,7% di kuartal II.
Sebelumnya di basis yang sama pada kuartal I 2020, ekonomi -1,7%. Sedangkan dalam basis kuartalan (QtQ) ekonomi -20,4%, sementara di kuartal I -2,2%.
Polandia
Polandia juga mengalami resesi teknikal. Salah satu negara di Eropa ini bahkan mengalami resesi teknikal pertama sejak akhir era komunis, lebih dari tiga dekade lalu.
Menurut data yang diterbitkan kantor Statistik Polandia pada Jumat (14/8/2020) mengatakan jika aturan penguncian (lockdown) akibat penyebaran corona (Covid-19) menjadi penyebab Polandia mengalami resesi teknikal.
Perekonomian Polandia susut 8,9% di kuartal II 2020 dalam basis kuartalan (QtQ). Sebelumnya di kuartal I 2020, ekonomi -0,4%. Di basis tahunan (YoY) ekonomi Polandia di kuartal II 20202 -8,2%. Sebelumnya ekonomi tumbuh 2% di kuartal I 2020.
Jerman
PDB Jerman ekonomi terbesar di Eropa mengalami kontraksi atau -2% (YoY) pada kuartal I tahun ini. Kontraksi berlanjut di kuartal II, di mana ekonomi minus 10,1% (YoY). Di basis tahunan (YoY) ekonomi -11,7 di kuartal II. Sementara kuartal I kemarin, ekonomi -2,3%.
Ini merupakan kontraksi paling dalam yang dialami Jerman sejak pencatatan PDB secara kuartalan yang dimulai pada 1970 silam.
Korea Selatan
Korea Selatan masuk jurang resesi setelah Bank Sentral Korea (BOK) menyebut ekonomi negatif kembali di kuartal II 2020. Di mana PDB - 3,3% (QtQ).
Sebelumnya di kuartal-I, ekonomi turun 1,3%. Ekspor barang dan jasa di mana ekonomi yang bergantung, anjlok 16,6%, terburuk sejak kuartal terakhir 1963.
Dalam basis tahunan (YoY), PDB negara ini di kuartal-II minus 2,9% dari periode yang sama tahun lalu. Tapi, di kuartal-I lalu, ekonomi tumbuh 1,4%.
Hong Kong
Hantu resesi belum meninggalkan Hong Kong. Ekonomi kota di bawah pemerintahan China Daratan itu kembali mengalami kontraksi. Di kuartal II ekonomi Hong Kong minus 9% (YoY). Di basis kuartalan (QtQ), ekonomi minus 0,1% di kuartal II-2020 ini.
Ini adalah kontraksi empat kuartal berturut-turut untuk negara pusat ekonomi global tersebut. Aktivitas ekonomi sudah susut sejak pertengahan 2019, saat protes besar-besaran massa anti-China terjadi selama berbulan-bulan.
Inggris
Inggris mencatat pertumbuhan terburuk sejak 2009. Kantor Statistik Nasional, menyebutkan dalam basis tahunan (YoY), ekonomi berkontraksi atau -21,7% di kuartal II.
Sebelumnya di basis yang sama pada kuartal I 2020, ekonomi -1,7%. Sedangkan dalam basis kuartalan (QtQ) ekonomi -20,4%, sementara di kuartal I -2,2%.
Polandia
Polandia juga mengalami resesi teknikal. Salah satu negara di Eropa ini bahkan mengalami resesi teknikal pertama sejak akhir era komunis, lebih dari tiga dekade lalu.
Menurut data yang diterbitkan kantor Statistik Polandia pada Jumat (14/8/2020) mengatakan jika aturan penguncian (lockdown) akibat penyebaran corona (Covid-19) menjadi penyebab Polandia mengalami resesi teknikal.
Perekonomian Polandia susut 8,9% di kuartal II 2020 dalam basis kuartalan (QtQ). Sebelumnya di kuartal I 2020, ekonomi -0,4%. Di basis tahunan (YoY) ekonomi Polandia di kuartal II 20202 -8,2%. Sebelumnya ekonomi tumbuh 2% di kuartal I 2020.
Jerman
PDB Jerman ekonomi terbesar di Eropa mengalami kontraksi atau -2% (YoY) pada kuartal I tahun ini. Kontraksi berlanjut di kuartal II, di mana ekonomi minus 10,1% (YoY). Di basis tahunan (YoY) ekonomi -11,7 di kuartal II. Sementara kuartal I kemarin, ekonomi -2,3%.
Ini merupakan kontraksi paling dalam yang dialami Jerman sejak pencatatan PDB secara kuartalan yang dimulai pada 1970 silam.
HALAMAN SELANJUTNYA >> Indonesia?