
Betah di Klub Resesi, Ekonomi Thailand Minus 2,6%

Jakarta, CNBC Indonesia - Pertumbuhan ekonomi Negeri Gajah Putih, Thailand, terkontraksi menjadi minus 2,6% pada kuartal I-2021, Senin (17/5/2021). Ekonomi Thailand terhantam lesunya pariwisata, yang menjadi sektor vital, akibat pandemi virus corona (Covid-19).
Dilansir dari AFP, Kantor Dewan Pembangunan Ekonomi dan Sosial Nasional (NESDC) juga menyatakan tahun ini perekonomian Thailand bakal tumbuh 1,5-2,5%. Angka tersebut lebih rendah dari proyeksi sebelumnya 2,5-3,5%.
Banyaknya pembatasan perjalanan karena pandemi membuat sektor pariwisata di Thailand 'ambruk'. Saat ini Thailand mengalami gelombang ketiga pandemi, yang memaksa pemerintah melakukan pengetatan aktivitas masyarakat.
Thailand telah mencatat 111 ribu kasus positif infeksi Covid-19. Pada Senin, pejabat kesehatan melaporkan ada 9.635 kasus baru.
Sementara itu di ibukota Bangkok, fasilitas kesehatan dilaporkan sedang berjuang untuk menambah kapasitasnya menyusul gelombang infeksi Covid-19 yang mulai parah terjadi di kota itu dan sekitarnya.
"Bangkok akan membutuhkan lebih banyak tempat tidur untuk pasien Covid-19 yang sakit parah selama beberapa minggu kedepan," ujar Pusat Administrasi Situasi Covid-19 (CCSA).
Pada tahun lalu, ekonomi Thailand terkontraksi minus 6,1%. Ini merupakan kondisi terparah sejak krisis keuangan Asia di 1997.
Di Trading Economics, sejak kuartal-I 2020, ekonomi Thailand selalu minus. Terdalam terjadi di kuartal II 2020, di mana ekonomi negatif 12,1%.
(wed/sef/wed)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pariwisata Hancur, Ekonomi Thailand Terburuk Sejak Krisis '97