
Barang Made in RI Laris Manis di Singapura, Resesi Nothing..

Jakarta, CNBC Indonesia - Singapura telah menyatakan negaranya telah mengalami resesi ekonomi. Kendati demikian, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Singapura sebagai salah satu negara terbanyak mengimpor barang kebutuhan dari Indonesia.
Dari data BPS tercatat, nilai ekspor Indonesia ke Singapura mencapai US$ 717 juta pada Juli 2020, naik 18,35% jika dibandingkan dengan nilai ekspor pada Juni 2020 yang mencapai US$ 605,8 juta.
Melihat lebih jauh dari total nilai ekspor ke Singapura, negeri Singa Putih tercatat paling banyak mengimpor emas dari Indonesia.
Tercatat nilai ekspor logam mulia, perhiasan/permata dari Indonesia ke Singapura pada Juli 2020, senilai US$ 299,1 juta. Nilai ekspor tersebut meningkat 42,67% jika dibandingkan dengan nilai ekspor Juni 2020 yang mencapai US$ 209,7 juta.
Barang terbesar lainnya yang diimpor oleh Singapura dari Indonesia yakni mesin dan perlengkapan elektrik yang mencapai US$ 126,7 juta. Nilai ekspor tersebut naik 3,91% jika dibandingkan dengan nilai ekspor pada Juni 2020 yang mencapai US$ 122 juta.
Pada Juli 2020, Singapura juga mengimpor timah dan barang turunannya dari Indonesia senilai US$ 31,3 juta atau naik 277,3% jika dibandingkan dengan nilai ekspor pada Juni 2020 yang hanya mencapai US$ 8,3 juta.
"Singapura meski sekarang sudah resesi, ternyata ekspor kita ke sana pada Juli meningkat US$ 111,2 juta dibandingkan dengan Juni 2020," kata Kepala BPS Suhariyanto, Selasa (18/8/2020).
"Yang kita ekspor ke Singapura pada Juli 2020 adalah logam mulia, perhiasan/permata, timah dan barang-barang dari timah. Kemudian mesin dan perlengkapan elektrik," kata Suhariyanto melanjutkan.
Untuk diketahui, ekonomi Singapura telah mengalami kontraksi 42,9% pada kuartal II-2020 dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Secara tahunan (YoY), ekonomi menyusut 13,2% pada kuartal yang berakhir 30 Juni.
Singapura merevisi perkiraan pertumbuhan ekonominya untuk 2020 menjadi kontraksi antara 5% sampai 7%. Pada bulan Mei sebelumnya, PDB Singapura diperkirakan akan menyusut antara 4%-7% tahun ini.
(cha/cha)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Singapura Resesi, Ini Untung dan Buntungnya Buat RI