
Emas & Perhiasan Indonesia Tersebar dari Jepang sampai Swiss

Jakarta, CNBC Indonesia - Neraca Perdagangan Indonesia pada bulan Juli 2020 tercatat surplus US$ 3,26 miliar. Salah satu penyumbang terbesar adalah ekspor logam mulia maupun perhiasan.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, terjadi peningkatan nilai ekspor logam mulia, perhiasan/permata sebesar US$ 452,7 juta dibandingkan dengan nilai ekspor logam mulia, perhiasan/permata pada Juni 2020 (mtm).
Peningkatan juga terjadi jika dibandingkan dengan peningkatan ekspor logam mulia, perhiasan/permata pada bulan Juli 2019 (year on year/yoy).
"Bahwa kenaikan harga emas sangat tinggi sekali terutama dibandingkan dengan Juli 2019," ujar Suhariyanto pada konferensi pers, Selasa (18/8/2020).
"Peningkatan terbesar ekspor nonmigas Juli 2020 terhadap Juni 2020 terjadi pada logam mulia, perhiasan/permata US$452,7 juta atau naik 79,79%," jelasnya.
Adapun secara kumulatif, nilai ekspor logam mulia, perhiasan/permata sepanjang Januari hingga Juli 2020 mencapai US$ 5,4 miliar, atau naik 6,29% jika dibandingkan dengan nilai ekspor sepanjang Januari-Juli 2019, yang hanya sebesar US$ 3,9 miliar.
Logam mulia, perhiasan/permata yang meningkat pada bulan Juli 2020, kata Suhariyanto banyak di ekspor ke berbagai negara seperti Swiss, Singapura, dan Jepang.
"Logam mulia, perhiasan dan permata meningkat cukup besar karena kenaikan harga emas yang naik tinggi sekali. Logam mulia ini diekspor ke Swiss, Singapura, dan Jepang," jelas Suhariyanto.
Nilai ekspor Indonesia ke Swiss pun tercatat mengalami surplus sebesar US$ 306,2 juta, jika dibandingkan dengan nilai ekspor pada bulan Juni 2020.
Secara umum, struktur ekspor Indonesia masih didominasi oleh ekspor nonmigas dengan kontribusi mencapai 94,87% pada Juli 2020.
(cha/cha)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekspor RI pada Juli US$ 13,73 M, Turun 9,9%