
Stimulus SG$ 8 Miliar Cair, Dolar Singapura Pede ke Rp 10.829

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura menguat melawan rupiah pada perdagangan Selasa (18/8/2020) mencapai level tertinggi sejak akhir April. Pemerintah Singapura yang kembali menggelontorkan paket stimulus guna memacu perekonomian menjadi sentimen positif bagi mata uangnya.
Pada pukul 13:40 WIB, SG$ 1 setara Rp 10.829, dolar Singapura menguat 0,65% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Level tersebut merupakan yang tertinggi sejak 29 April lalu.
Menteri Keuangan Singapura Heng Swee Keat kemarin mengumumkan paket stimulus senilai SG$ 8 miliar (US$ 5,8 miliar) untuk dunia usaha dan pekerja. Stimulus tersebut akan ditunjukkan untuk melanjutkan subsidi gaji pekerja, membantu industri aviasi, serta sektor hospitality.
Dengan tambahan tersebut, total stimulus yang sudah digelontorkan Singapura untuk menghadapi virus corona dan dampak turunannya nyaris sebesar SG$ 100 miliar.
Virus corona membuat Singapura mengalami resesi di kuartal II-2020 lalu, bahkan kontraksi ekonominya menjadi yang terdalam sepanjang sejarah.
Kementerian Perdagangan Singapura Selasa pekan lalu merevisi data produk domestik bruto (PDB) kuartal II-2020, saat Negeri Merlion sah mengalami resesi untuk pertama kalinya sejak 2008.
Dalam revisi tersebut, PDB Singapura dilaporkan mengalami kontraksi sebesar 42,9% quarter-to-quarter (QtQ) pada kuartal kedua II-2020. Lebih dalam dari rilis awal minus 41,2%.
"Secara tahunan/year-on-year (YoY), ekonomi menyusut 13,2% pada kuartal yang berakhir 30 Juni," ujar kementerian lag dikutip dari CNBC International. "Itu lebih buruk dari perkiraan sebelumnya yaitu kontraksi 12,6% dari tahun ke tahun."
Meski demikian, kurs dolar Singapura masih terus merangkak naik melawan rupiah.
Dari dalam negeri, publikasi Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) Kuartal II-2020 oleh Bank Indonesia (BI) hari ini menunjukkan defisit transaksi berjalan sebesar US$ 2,9 miliar atau setara 1,2% dari produk domestic bruto (PDB), membaik dari kuartal sebelumnya 1,4% dari PDB.
Defisit tersebut merupakan yang terendah sejak kuartal I-2017. Transaksi berjalan sudah mengalami defisit sejak kuartal IV-2011, sehingga menjadi "hantu" bagi perekonomian Indonesia.
Kini dengan CAD yang terus membaik, rupiah seharusnya punya tenaga untuk kembali menguat, tetapi rupiah belum mampu menguat lawan dolar Singapura.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sentuh Rp 16.500/US$, Rupiah Terus Terpuruk
