
Top! Singapura Resmi Keluar Resesi, Ekonomi Tumbuh 0,2%

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonomi Singapura tumbuh untuk pertama kalinya sejak wabah Covid-19 menyerang. Ekonomi salah satu negara Asia Tenggara ini tumbuh 0,2% pada kuartal pertama (Q1) 2021 secara year on year (yoy).
Ini merupakan pertumbuhan ekonomi pertama sejak kuartal keempat tahun 2019. Hal ini mengindikasikan negeri itu sudah keluar dari resesi, kondisi di mana ekonomi berkontraksi atau minus dua kuartal atau lebih dalam satu tahun.
Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura mengatakan dalam sebuah pernyataan Rabu (14/4/2021) ekonomi tumbuh 2% secara kuartal-ke-kuartal (quarter-on-quarter). Ini menunjukan Singapura telah mampu mengendalikan pandemi, dengan program vaksinasi, dan berada di jalur pemulihan.
Dilansir dari CNBC International, Industri penghasil barang di Singapura tumbuh 3,3% dari tahun lalu. Ini dibantu oleh ekspansi 7,5% dalam output manufaktur.
Namun, konstruksi terus mengalami kontraksi, meskipun pada kecepatan yang lebih lambat sebesar 20,2% dibandingkan dengan 27,4% pada kuartal sebelumnya. Sementara industri penghasil jasa mengalami kontraksi sebesar 1,2% secara year-on-year (yoy).
Alex Holmes, ekonom Asia di konsultan Capital Economics, mengatakan ekonomi Singapura harus terus pulih di kuartal mendatang. "Sektor ekspor akan tetap kuat, didukung oleh permintaan global yang tinggi untuk semikonduktor, peralatan manufaktur yang canggih dan komponen farmasi," katanya.
Hambatan utama yang dihadapi ekonomi Singapura adalah pembatasan perjalanan yang ketat. Holmes mengatakan pembukaan kembali perbatasan kemungkinan akan menjadi proses bertahap, sehingga kelemahan yang terus-menerus di sektor penerbangan serta ritel dan perhotelan akan menghambat pemulihan.
Singapura melaporkan resesi ekonomi terburuknya tahun lalu ketika berkontraksi 5,4%. Tindakan penguncian (lockdown) secara global untuk memperlambat penyebaran Covid-19 menyebabkan penurunan aktivitas.
Dalam rilis terpisah, bank sentral Otoritas Moneter Singapura (MAS) mengatakan tetap mempertahankan kebijakannya. Pada Rabu, bank sentral mengatakan bahwa mereka mempertahankan rentang kebijakannya, yang dikenal sebagai nilai tukar efektif nominal dolar Singapura, pada tingkat apresiasi 0% per tahun.
Bank sentral juga mengatakan pertumbuhan ekonomi Singapura untuk 2021 kemungkinan akan melebihi batas atas kisaran perkiraan resmi 4% hingga 6%. Kecuali terdapat kemunduran pada ekonomi global.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Singapura Bersiap Ekonominya Ngebut Sampai 7% Tahun Ini