
Wuss! Ekonomi China Digadang Meroket 18,7% di Kuartal I-2021

Jakarta, CNBC Indonesia - Pertumbuhan ekonomi negeri tirai bambu China diprediksi meroket hingga 18,7% di kuartal I-2021. Pulih dari kejatuhan di tahun lalu akibat pandemi Covid-19.
Dilansir dari poling AFP, Rabu (14/4/2021), tingginya pertumbuhan ekonomi ini disebabkan oleh pertumbuhan ekspor dan permintaan domestik masyarakat yang tinggi. Poling tersebut dibuat hasil proyeksi para ekonom dari 15 institusi yang dikumpulkan.
Kondisi ekonomi China dinilai cepat pulih dari dampak pandemi, karena pemerintah negara tersebut menerapkan sistem lockdown alias penguncian yang ketat untuk mengontrol penyebaran virus.
Para analis memproyeksikan pertumbuhan PDB China di tahun ini bakal mencapai 8,5%. Berarti naik tinggi dari tahun lalu yang sebesar 2,3%.
"Indikator ekonomi bulanan yang dirilis menunjukkan adanya pemulihan ekonomi yang kuat dan berkelanjutan di China pada kuartal pertama," kata Ekonom dari Moody's Analytics, Christina Zhu.
"Output produksi dari industri di China naik tinggi, sementara permintaan barang dari eksternal dan internal terus membaik," imbuhnya.
Sementara itu, Ekonom Senior dari Rabobank, Raphie Hayat, mengatakan tingginya laju pertumbuhan ekonomi China di kuartal I-2021 juga disebabkan karena basis pertumbuhan yang rendah tahun lalu, akibat pandemi yang melumpuhkan aktivitas bisnis.
Proyeksi yang kuat ini muncul, setelah data ekspor dan impor China di Maret lalu menunjukkan kinerja yang mantap. Selain itu, event Tahun Baru China tahun ini, juga bakal membantu mendorong pertumbuhan ekonomi.
Para analis menyatakan, meski virus Covid-19 masih ada di sejumlah wilayah, namun cepat dikendalikan oleh pemerintah setempat.
"Konsumsi domestik memberikan momentum kenaikan di Maret lalu, seiring menurunnya dampak pandemi, kemudian sektor travel dan logistik kembali normal," ujar Kepala Ekonom dari Oxford Economics, Tommy Wu.
Kemudian juga, percepatan arus distribusi vaksin di China bakal membantu sektor jasa tumbuh. Akhirnya pasar tenaga kerja bakal stabil dan mendukung pertumbuhan pendapatan masyarakat.
"Ini bakal mempercepat pemulihan konsumsi domestik dan mendorong produksi," ujar Christina Zhu. Belum lagi ekonomi global yang pulih, ikut membantu meningkatkan permintaan barang-barang dari China.
Meski begitu, Kepala Ekonomi HSBC, Qu Hongbin, mengingatkan adanya risiko perlambatan pertumbuhan ekonomi China di semester II-2021, karena investasi sektor properti yang menurun dan konsumsi akan bergerak datar.
(wed/wed)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article China Sudah Gak 'Macho', Ekonominya ke Depan Bakal Loyo?