Dampak Covid-19

Banyak Orang Batal Beli, Penjualan Rumah Terjun Bebas

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
12 August 2020 15:07
Awal Desember 2017, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat capaian Program Satu Juta Rumah sebanyak 765.120 unit rumah, didominasi oleh pembangunan rumah bagi  masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebesar 70 persen, atau sebanyak 619.868 unit, sementara rumah non-MBR yang terbangun sebesar 30 persen, sebanyak 145.252 unit.
Program Satu Juta Rumah yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo, sekitar 20 persen merupakan rumah yang dibangun oleh Kementerian PUPR berupa rusunawa, rumah khusus, rumah swadaya maupun bantuan stimulan prasarana dan utilitas (PSU), 30 persen lainnya dibangun oleh pengembang perumahan subsidi yang mendapatkan fasilitas KPR FLPP, subsisdi selisih bunga dan bantuan uang muka. Selebihnya dipenuhi melalui pembangunan rumah non subsidi oleh pengembang.
Ketua Umum Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Junaidi Abdillah mengungkapkan, rumah tapak masih digemari kelas menengah ke bawah.
Kontribusi serapan properti oleh masyarakat menengah ke bawah terhadap total penjualan properti mencapai 70%.
Serapan sebesar 200.000 unit ini, akan terus meningkat pada tahun 2018 menjadi 250.000 unit.
Foto: Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia - Penjualan rumah baru pada triwulan II-2020 masih mengalami penurunan tajam secara tahunan. Meski penurunannya masih lebih baik dibandingkan triwulan I-2020.

Pada triwulan II penjualan rumah mengalami kontraksi 25,6% (yoy) membaik dari kuartal pertama yang anjlok sampai 43,19% (yoy). Namun, secara triwulanan penjualan rumah memang tumbuh 10,14%

"Namun demikian pada triwulan II-2020 terdapat unit properti yang mengalami pembatalan penjualan oleh konsumen sekitar 10% dari total unit terjual pada triwulan II-2020 dengan porsi terbesar adalah rumah tipe kecil (64%)," jelas survei BI tentan properti residensial triwulan II-2020 dikutip, Rabu (12/8).

Secara umum, kontraksi penjualan secara tahunan dipicu oleh penurunan penjualan rumah untuk semua tipe. Meski harganya tumbuh melambat, penjualan rumah tipe kecil justru mengalami kontraksi penjualan yang paling rendah dibanding tipe rumah lain. 

Volume penjualan rumah tipe kecil pada kuartal kedua 2020 tercatat turun 14,36% (yoy) sedangkan untuk rumah tipe menengah dan besar masing-masing mengalami penurunan 40,11% (yoy) dan 36,71% (yoy). 

Penurunan permintaan rumah ini disebabkan oleh beberapa faktor. Sebanyak 19,85% responden yang disurvei BI mengatakan pandemi Covid-19 serta penerapan PSBB menjadi faktor utama anjloknya demand.

Selain soal pandemi sebanyak 17,3% responden juga memandang bahwa suku bunga KPR dirasa masih tinggi. Padahal rata-rata suku bunga KPR terus mengalami penurunan. Pada Juni lalu saja rata-rata suku bunga KPR berada di angka 8,85% lebih rendah dibanding pada Maret yang berada di angka 8,92%.

Survei ini dilakukan terhadap pengembang proyek perumahan di 18 kota, Jabodetabek da Banten, Bandung, Surabaya, Semarang, Yogyakarta, Manado, Makassar, Denpasar, Pontianak, Banjarmasin, Bandar Lampung, Palembang, Padang, Medan, Batam, Balikpapan, Pekanbaru, dan Samarinda.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Anjlok 90%, Penjualan Mobil Pecahkan Rekor Terburuk

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular