Penjualan Mei

Penjualan Mobil Baru Mulai Ambles Lagi, Ada Apa?

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
11 June 2021 20:57
Petugas melakukan pengecekan fisik kendaraan sebelum di kirimkan ke pelanggan di Dealer Honda Sawangan, Depok, Jawa Barat (17/9/2020). Kementerian Perindustrian mengusulkan relaksasi pajak pembelian mobil baru sebesar 0 persen atau pemangkasan pajak kendaraan bermotor (PKB). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Petugas melakukan pengecekan fisik kendaraan sebelum di kirimkan ke pelanggan di Dealer Honda Sawangan, Depok, Jawa Barat (17/9/2020). Kementerian Perindustrian mengusulkan relaksasi pajak pembelian mobil baru sebesar 0 persen atau pemangkasan pajak kendaraan bermotor (PKB). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Penjualan mobil pada Mei 2021 mengalami penurunan dibanding bulan sebelumnya. Padahal sudah ada relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPNBM) sebesar 100% yang berakhir pada Mei.

Berdasarkan catatan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) catatan wholesales (pembelian dealer dari pabrik) sebesar 54.815 unit, sementara retail sales (pembelian konsumen dari dealer) sebanyak 64.302 unit.

Penjualan mobil di Indonesia pada April 2021 secara wholesales menembus 78.908 unit, turun tipis dibandingkan bulan sebelumnya yang sempat 84.915 unit.

"Kalau dibanding bulan April turun sekitar 30%, wholesales dibanding bulan sebelumnya. Tapi masih lumayan gede lah, penjualan masih 54 ribuan untuk wholesales dan ritel 64 ribuan atau lebih sedikit 10 ribuan," kata Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara kepada CNBC Indonesia, Jumat (11/6/21).

Di bulan Ramadhan, biasanya angka penjualan menurun, sekalipun di waktu normal. Penyebabnya karena jumlah hari kerja jauh lebih sedikit dibanding waktu normal. Gaikindo menganggap penurunan penjualan tidaklah buruk.

"Ini fenomena wajar, di Ramadhan karena jam kerja pendek hanya separuh bulan, biasanya tren sekitar gitu turunnya di kondisi normal, sementara ini kan kondisi pandemi. Dalam normal turun 29%-30%, saat pandemi turun 30% di lebaran harusnya oke, masih tergolong wajar. Kita bandingkan 2019 sebelum pandemi bulan sebelum Lebaran dan pada lebaran turunnya sekitar 30%," jelas Kukuh.

Di sisi lain, minat masyarakat untuk membeli mobil masih tinggi, terlihat dari angka inden yang sampai berbulan-bulan. Kukuh bilang menurunnya penjualan mobil bulan lalu sejalan dengan turunnya permintaan, melainkan jam kerja produksi di pabrik yang lebih pendek.

Selain itu, Gaikindo juga mengakui bahwa persoalan kekurangan pasokan chip semikonduktor secara global telah berdampak bagi produksi mobil di Indonesia. Namun, tidak begitu signifikan.

"Secara global betul tapi Indonesia masih bisa mengelolanya lah," kata Kukuh.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Diam-Diam Ada Masalah Serius di Ekonomi RI, Penjualan Mobil Hancur!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular