Dampak Covid-19

Jakarta Sampai Bali, Ratusan Hotel Dilego Murah oleh Pemilik

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
07 August 2020 18:20
Suasana gedung perkantoran di Jakarta, Kamis (20/9/2018). Lembaga riset properti Colliers International Indonesia dalam laporannya menyebutkan ada 500.000 ribu square meter lahan perkantoran baru yang siap disewakan di Jakarta hingga akhir 2018. Di mana 64% di antaranya berada di kawasan sentral bisnis atau Central Business Dictrict (CBD).Sayangnya, naiknya jumlah kantor tidak diikuti dengan kenaikan permintaan. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Gedung (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ribuan hotel di Indonesia harus tutup operasi selama beberapa bulan akibat dampak pandemi covid-19. Bahkan tak sedikit harus gulung tikar hingga menjual aset hotel dengan diobral murah jauh di bawah harga pasar.

Waketum DPP Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Johnnie Sugiarto, mengungkapkan hingga saat ini sudah banyak penawaran melego hotel yang masuk kepadanya.

"Duh banyak banget, saya dapat penawaran dari Jakarta sampai Bali di-list di tangan saya mungkin 100 ada. Tolong carikan dong gua kehabisan napas nih. Saya bilang kalau dalam negeri nggak bisa diharapkan, lu nggak punya duit, gua juga ga punya duit," katanya kepada CNBC Indonesia, Jumat (7/8).

Sadar akan kondisi sulit untuk menjual kepada pengusaha dalam negeri, pengusaha hotel sudah mencoba untuk menjual kepada investor luar negeri. Sayang, hasilnya pun masih nihil. Banyak investor luar negeri yang lebih memilih untuk bertahan dengan kondisi yang ada, atau belum terpikir untuk ekspansi.

"Saya tanya teman ke China, China duitnya juga ketat untuk keluar, nggak bisa. Tanya lagi ke teman Singapura, dia bilang kalau cerita resesi, mungkin angka terbesar di dunia di Singapura, turun sampe 40% lebih. Amerika 30%, Singapura lebih dalam. Katanya kita sudah benar-benar kolaps," ungkapnya.

Padahal, harga hotel yang ditawarkan sudah jauh dari kata normal. Menurunkan harga secara tajam terpaksa harus diambil oleh pemilik aset agar mampu menarik perhatian calon pembeli. 

"Turun 20-30%, tapi belum ditawar, artinya saat normal hotel misal punya angka Rp 200 miliar. Sekarang mereka buka mulut sudah jual Rp 160 miliar atau Rp 150 miliar sudah lepas. Itu belum kita negosiasi. Kalau owner benar owner putus asa mungkin di bawah itu dilepas sama mereka, tapi problemnya siapa yang punya duit beli?" katanya.

Hal yang sama juga dialami oleh Presiden Direktur PT Pakuwon Jati Tbk mengaku sudah banyak dapat tawaran pembelian tanah dan hotel di Jakarta pun sudah ditolaknya.

"Ke saya saja ada yang menawarkan, mau beli nggak. Tadi pagi juga masih ada yang menawarkan tanah di Kelapa Gading. Saya bilang kita nggak ada pikiran untuk beli apa-apa lah sekarang," katanya.

"Udah pasti turun dan yang beli juga nggak ada. Hotel ratusan yang ditawarin ke saya," sebutnya.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Banyak Hotel Diobral Murah, Saatnya Borong Properti?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular