Chevron Cabut, Raksasa Migas Italia Garap Proyek IDD Rp70 T?

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
07 August 2020 15:07
Perusahaan minyak asal Italia, Eni S.p.A. Ist
Foto: Perusahaan minyak asal Italia, Eni S.p.A. Ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengatakan, kontraktor migas raksasa asal Italia, Eni S.p.A, sebagai salah satu kandidat kuat untuk pengembangan proyek Indonesia Deep Water Development (IDD) alias Ultra Laut Dalam di Kalimantan Timur.

Seperti diketahui, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah mengonfirmasi PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) akan mundur dari pengembangan proyek tersebut.

"Eni sendiri sudah ada di sekitar situ (Eni mengelola Blok East Sepinggan di Kaltim) yang memiliki fasilitas produksi. Jadi rekap tersebut atau di luar mengenai kesepakatan kedua belah pihak nantinya dalam meng-arrange salah satu Eni memiliki positioning yang bagus untuk bisa mengembangkan IDD. Dia punya fasilitas dan bisa diintegrasikan dan kalau bisa, itu investasinya bisa ditekan," ujar Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto di kantor Kementerian ESDM Jumat (07/08/2020).

Dwi menyebut, dengan menekan investasi maka keekonomian yang didapatkan akan lebih baik. Sementara untuk harga gas sendiri akan tergantung dengan pasar.

Kendati demikian, Dwi mengatakan, SKK Migas dan pemerintah akan melihat kontraktor migas mana yang pas untuk masuk, memiliki pengalaman, dan sebagainya.

"Jadi kita akan concern agar proyek ini jalan, bisa produksi menjadi daya dukung mencapai satu juta barel. Jadi itu kan perusahaan besar yang mempunyai pengalaman kriteria sudah masuk," kata Dwi.

SKK Migas menyebut kontrak proyek IDD berakhir pada tahun 2027-2028 sehingga perlu dilakukan perpanjangan. Karena kalau tidak, maka keekonomian tidak akan didapatkan.

Dwi menyebut pemerintah bakal mendukung perpanjangan kontrak ini jika sudah ada kontraktor yang serius bakal mengerjakan.

"Mana bisa masuk untuk melaksanakan proyek kalau seandainya nggak jelas meskipun nanti minta persetujuan ke pemerintah. Tapi Insya Allah pemerintah akan dukung perpanjangan itu kalau serius kontraktor yang akan laksanakan," ujar mantan Direktur Utama Pertamina ini.



Dwi pun berharap agar proses pelepasan hak kelola atau participant interest (PI) bisa selesai tahun ini. Sebab, kalau tidak dilakukan segera maka proyek tidak akan cepat berjalan.

"Oh ini sebenarnya prosesnya, time line-nya yang ada di real-nya tergantung deal. Saya yakin mestinya tahun ini (IDD) karena kalau nggak, nggak jalan-jalan ini," kata Dwi.

Sebelumnya, Kementerian ESDM membenarkan akan cabut dari proyek IDD Kaltim senilai US$ 5 miliar atau Rp 70 triliun (kurs Rp 14.000/US$).

"IDD sudah jelaslah. Chevron kan satu paket dengan Rokan. Kira-kira gitu jawabannya. Kalau dia sudah ini artinya dia bareng Rokan," kata Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM Ego Syahrial di kantor Kementerian ESDM, Rabu (05/08/2020).

Seperti diketahui Blok Minyak Raksasa Rokan bakal diambilalih oleh Pertamina pada Agustus 2021 dari CPI. Itu artinya dengan berakhirnya kontrak di Blok Rokan, Chevron juga bakal cabut dari proyek IDD.

Ego menyebut Chevron menawarkan proyek ini ke kontraktor migas raksasa asal Italia yakni Eni S.p.A.

"Ya nggak tahu pokoknya mereka saling menawarkan diri. Yang saya tahu Chevron tawarkan diri kita tunggu saja. Loh Chevron menawarkan diri," katanya.

Jika Chevron cabut dari Indonesia, artinya tidak ada lagi proyek yang dijalankan di Indonesia. Menanggapi hal ini, Ego mengatakan, tidak tertutup kemungkinan Chevron masuk berinvestasi di Tanah Air.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Chevron Masih Minat Garap Proyek IDD, Tapi Ada Syaratnya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular