
Chevron Masih Minat Garap Proyek IDD, Tapi Ada Syaratnya

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemeko Marves) mengatakan Chevron Pasific Indonesia masih tertarik menggarap proyek Proyek Ultra Laut Dalam atau Indonesia Deepwater Development (IDD).
Hal tersebut disampaikan Deputi Bidang Kedaulatan Mairtim dan Energi Kemenko Maritim dan Investasi Purbaya Yudhi Sadewa.
"Mereka masih tertarik dan mereka minta insentif. Mereka saat ini masih sibuk dengan kami Rokan. Kalau masalah Rokan selesai kita bahas IDD," ungkapnya dalam konferensi pers virtual, Rabu, (09/06/2020).
Sebelumnya, Deputi Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Julius Wiratno mengatakan belum ada kabar untuk proyek IDD ini, sehingga ada kemungkinan untuk mencari partner baru di Wilayah Kerja (WK) tersebut.
"Untuk IDD belum ada kabar. Mungkin akan dicarikan partner baru di WK tersebut," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Kamis, (30/04/2020).
Proyek IDD yang digagas 2007 berada di Cekungan Kutai (Kutai Basin), Kalimantan Timur. IDD merupakan proyek laut dalam yang semula dikembangkan oleh Chevron Indonesia Company (Cico) melalui empat production sharing contract (PSC) yaitu: PSC Ganal, Rapak, Makassar Strait dan Muara Bakau.
Proposal rencana pengembangan proyek (Plan of Development/PoD) berganti-ganti seiring dengan fluktuasi harga minyak dunia, dari US$ 6,9 miliar meroket ke US$ 12 miliar, lalu terus turun hingga menjadi US$ 5 miliar.
(gus/gus) Next Article SKK Migas Desak Chevron Laporkan Proyek Ultra Laut Dalam RI