Internasional

Trump Digoyang Kasus Hukum Lagi, Terancam Pidana Penipuan

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
04 August 2020 12:20
President Donald Trump arrives at Andrews Air Force Base, Md., Saturday, March 28, 2020. Trump is returning from Norfolk, Va., for the sailing of the USNS Comfort, which is headed to NewYork. (Jim Watson/Pool Photo via AP)
Foto: Presiden AS Donald Trump (Jim Watson/Pool Photo via AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump digoyang kasus hukum. Kantor Kejaksaan Distrik Manhattan tengah menyelidiki Trump terkait dugaan penipuan bank dan asuransi.

Hal ini terungkap Senin (3/8/2020). Fakta ini menyeret Trump pada skandal lebih jauh dibanding yang sebelumnya dituduhkan, yakni pajak dan suap yang juga melibatkan bintang porno Stormy Daniels. Dugaan suap itu dilakukan guna menutup mulut soal hubungan khusus keduanya.


Jaksa, ditulis New York Times, menyimpulkan bahwa Trump mungkin secara ilegal menggelembungkan kekayaan bersihnya dan nilai properti pada pemberi pinjaman dan perusahaan asuransi. Dengan strategi ini Trump memperluas kerajaan bisnis real estate-nya.

Jaksa juga memuat kesaksian mantan pengacara Trump, Michael D Cohen. Ia sebelumnya sudah diputuskan bersalah pada 2018 atas pelanggaran kampanye akibat memberikan suap pada dua bintang porno untuk menutup mulut soal skandal dengan Trump.



Dalam pengadilan Cohen bersaksi bahwa Trump menggelembungkan asetnya ketika itu, untuk mengurangi pajak real estate-nya. Dia bahkan menyebut mantan bosnya itu "penipu" dan "menipu".

Trump pun kemungkinan menerima panggilan pengadilan. Sebelumnya, Mahkamah Agung AS pada bulan lalu sudah mengeluarkan putusan bahwa presiden tidak kebal dari pemeriksaan pidana negara.

Sementara itu, Trump dalam konferensi persnya di Gedung Putih mengatakan dirinya adalah korban. Ia menuding hal ini adalah ulah Demokrat, yang ingin melengserkannya dari Pemilu AS.

"Saya tak tahu apapun tentang itu," tegasnya dikutip dari Reuters.

Ia juga mengaitkan hal ini dengan sejumlah skandal yang mengaitkan dirinya seperti penyelidikan Robert Mueller (pengacara dan mantan Direktur FBI) tentang campur tangan Rusia. Serta proses pemakzulannya oleh Dewan Perwakilan Rakyat AS.

"Ini hal yang dilakukan (Partai) Demokrat. Mereka gagal dengan Mueller, mereka gagal dengan segalanya, mereka gagal dengan DPR, mereka gagal di setiap tahap permainan."

"Itu hal yang mengerikan yang mereka lakukan, itu benar-benar hal yang mengerikan. Perburuan penyihir (witch hunt) yang sudah cukup lama."


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kejebak Skandal, Trump Disebut Manipulasi Aset Buat Ngutang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular