Ngeri! Ternyata Ini Bahayanya 'Ledakan' Limbah APD di Jakarta

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
28 July 2020 12:48
Ilustrasi limbah medis. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi limbah medis. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Besarnya sampah dari kategori alat pelindung diri (APD) sebenarnya memiliki potensi untuk didaur ulang menjadi barang baru. Namun, pelaku usaha daur ulang sampah mengakui kalau sampah dari kategori ini memiliki aspek bahaya yang tidak bisa dikesampingkan.

"Limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun) ada potensi menularkan penyakit, jadi bank sampah itu nggak boleh daur ulang karena harus ada license. Jadi caranya bukan daur ulang, tapi dimusnahkan. Itu SOP-nya, harus dimusnahkan atau dibakar di suhu tinggi," kata Founder Kertabumi Klinik Sampah Iqbal Alexander kepada CNBC Indonesia, (28/07/2020).

Adanya potensi bahaya yang timbul mengharuskan pelaku usaha recycle untuk lebih mengutamakan cara preventif. Sekalipun potensi ekonomi dari daur ulang sampah APD pun tidak kecil.

Ilustrasi limbah medis. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)Foto: Ilustrasi limbah medis. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Ilustrasi limbah medis. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

"Karena kalau memilih untuk daur ulang kita nggak tahu ini bekas siapa. Meskipun sebenarnya bisa secara teknis, hari-hari biasa misal pakai masker untuk ojek. Cuma kan sekarang kondisinya berbeda," jelasnya.

Senada dengan Iqbal, Peneliti dari dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Muhammad Reza Cordova menyebut sampah APD bisa membahayakan lingkungan. Hal ini disimpulkan dari penelitiannya di pantai utara Jakarta. Ia melihat ada peningkatan jumlah signifikan dari sampah APD dari sampah yang ada.

"Sampah masker itu salah satu yang paling banyak ditemukan. Masker 3 ply yang buat operasi terdiri dari 3 lapisan, salah satunya polyester. Ini bisa jadi salah satu sumber mikroplastik. Di Indonesia kita tahu pencemaran perairan cukup tinggi, mulai dari logam berat atau organik polutan. Itu bisa menempel ke mikroplastik, salah satunya mikro fiber dari masker ini," sebut Reza.

"Kalau itu terjadi dan dimakan biota atau nggak sengaja terhirup manusia, secara nggak langsung polutan-polutan lain masuk ke dalam tubuh. Apakah ke ikan lalu ikannya kita makan. Itu yang kemungkinan terjadi," katanya.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Selain Corona, Luhut Juga Urus Sungai Paling Kotor di Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular