Kurangi Sampah, Luhut Gencarkan 10 Proyek RDF

Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
25 August 2020 13:18
Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, di Bekasi, Jawa Barat, Senin (10/8/20). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, di Bekasi, Jawa Barat, Senin (10/8/20). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan rencana pengembangan 10 proyek pengolahan sampah menjadi bahan bakar alternatif (Refuse Derived Fuel/RDF). Menurutnya, hal ini merupakan salah satu wujud pendekatan sistem dalam mengurangi sampah.

"Sampai dalam konteks stimulus ini pun kita menangani sampah. Misalnya, ada program RDF yang di Cilacap, kita mau membuat RDF seperti itu 10 lagi di kota-kota yang sampahnya di bawah 200 ton per hari. Karena sampah ini menimbulkan macam dampak penyakit, kesehatan dan sebagainya," kata Luhut di sela menghadiri acara peluncuran Packaging Recovery Organization (PRO), Selasa (25/08/20).

Luhut juga mendorong kolaborasi antara pemerintah dan swasta. Dia menilai, kolaborasi kemitraan inklusif diperlukan untuk menyelesaikan persoalan sampah.

"Terlebih saat ini perusahaan juga dituntut untuk berperan lebih besar dalam upaya pengurangan produksi sampah plastik melalui proses extented producer resposibility," tegasnya.

Sebelum ini, Luhut meresmikan operasionalisasi pengolahan sampah menjadi bahan bakar alternatif (RDF) yang ramah lingkungan di Jeruk Legi, Kabupaten, Cilacap, Jawa Tengah, Selasa (21/7/2020).

RDF adalah teknologi pengolahan sampah melalui proses homogenizers menjadi ukuran/butiran kecil (pellet) yang selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk sumber energi terbarukan dalam proses pembakaran pengganti batu bara. Fasilitas RDF di Cilacap adalah yang pertama di Indonesia.

Dalam sambutannya, Luhut membeberkan keunggulan fasilitas ini. Ia menyampaikan ongkos untuk membuat fasilitas ini sekitar Rp 70 miliar hingga Rp 80 miliar. Namun, jika hal itu dibuat dalam jumlah banyak, maka bisa menghemat biasa.

"Bersihkan sampah ada cost-nya. Nggak bisa pembersihan sampah serta merta menguntungkan. Ini lebih baik waste to energy. Saya harap kita sudah bisa masukkan program tahun depan karena presiden (Presiden Joko Widodo) tekankan betul yang bisa dibuat dalam negeri buat dalam negeri," ujar Luhut dalam acara peresmian yang disiarkan via Youtube, Selasa (21/7/2020).


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Selain Corona, Luhut Juga Urus Sungai Paling Kotor di Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular