Selain Corona, Luhut Juga Urus Sungai Paling Kotor di Dunia

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
22 April 2020 11:32
Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (Instagram/Luhut.Pandjaitan)
Foto: Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (Instagram/Luhut.Pandjaitan)
Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah masa pandemi virus korona, Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim tetap akan memikirkan sampah plastik dan dampaknya terhadap lingkungan. Ia menyebut Indonesia berkomitmen untuk mengurangi penggunaan plastik mendekati angka nol.

"Polusi plastik adalah masalah yang sangat mempengaruhi bangsa kita. Ini akan menghancurkan ekosistem laut kita, mempertaruhkan mata pencaharian dan kesehatan warga kita. Kami tidak akan membiarkan krisis yang membayangi ini terus tumbuh. Sebaliknya, kami mengambil tindakan tegas dan tegas," kata Luhut dalam Virtual Conference Digital Launching of Indonesia's Action Plan National Plastic Action Partnership, Rabu (22/4).



Ia menyebut bentuk keseriusan pemerintah yakni melalui penetapan dua regulasi, yaitu Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2017 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah serta Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2018 tentang Penanganan Sampah Laut.

Dua regulasi itu diyakini sebagai bentuk perlawanan terhadap polusi plastik dalam bagian prioritas agenda nasional. Sebagai upaya dalam mengimplementasikannya, Indonesia memiliki strategi menggunakan pendekatan kolaborasi lintas kementerian dan lintas institusi.

"Kami telah mengambil beberapa tindakan, terutama dalam menerapkan strategi mengurangi kebocoran berbasis lahan. Kami telah bergerak bersama dalam mengubah citra Sungai Citarum, yang dulunya dianggap sebagai sungai paling kotor di dunia," sebutnya.

Luhut meyakini Indonesia juga bergabung dengan para pemangku kepentingan yang tepat. Tahun lalu, Indonesia bergabung dengan Global Plastic Action Partnership, sebuah platform kolaborasi publik-swasta baru yang diluncurkan di World Economic Forum.

Tujuannya agar Indonesia bisa mencegah penggunaan lebih dari 1 juta ton plastik setiap tahunnya, serta meningkatkan kapasitas daur ulang hingga dua kali lipat. Selain itu, dapat mencegah 16 juta ton plastik terbuang ke lautan, yang ujung-ujungnya diklaim bakal mampu membuka 150.000 lapangan pekerjaan baru.

[Gambas:Video CNBC]




(hoi/hoi) Next Article Di Shanghai, Luhut Pamer Capaian Energi 'Hijau' RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular