Duh! Perang Mulut AS-China Diprediksi Makin Menggerikan

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
25 July 2020 11:26
INFOGRAFIS, Damai Perang Dagang As-China Berujung Kebuntuan
Foto: Infografis/Perang Dagang AS-China/Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia -Semakin memanasnya kondisi Amerika Serikat (AS) dan China membuat banyak analis berkomentar. Bahkan ada yang meramalkan 'perang' antara keduanya akan terus terjadi sampai Pemilu Presiden AS nanti.

Hal ini setidaknya dikatakan Ketua Dewan Chatham House Jim O'Neill. Ia berpendapat bahwa adu mulut yang sedang berlangsung akan terus ada hingga pemilihan November tiba.



"Tidak baik," kata pria yang juga adalah mantan ketua Goldman Sachs Asset Management itu saat ditanya tanggapannya soal keadaan hubungan kedua negara saat ini oleh Julianna Tatelbaum dari CNBC International.

"Mengingat sejauh mana jajak pendapat menunjukkan seberapa jauh tertinggal (Presiden AS) Donald Trump, saya menduga kita akan memiliki ini secara berulang-ulang dan tidak menentu antara sekarang sampai pemilihan," lanjut O'Neill.

"Saya tentu saja berpikir bahwa retorika akan terus sulit dan menakutkan tetapi, apakah itu akan ditindaklanjuti dengan keputusan dan tindakan, saya tidak begitu yakin. Saya perkirakan tidak, karena itu tidak akan banyak bermanfaat bagi Amerika Serikat atau dunia."

Sebelumnya, hubungan AS-China telah kembali memanas pekan lalu setelah AS memerintahkan China untuk menutup konsulatnya di Houston. Perintah itu dikeluarkan karena AS menganggap lembaga perwakilan China itu telah digunakan sebagai tempat China memata-matai AS dan dianggap membahayakan negara itu.

"Arahan untuk menutup konsulat China di Houston dirancang untuk melindungi kekayaan intelektual Amerika dan informasi pribadi warga negaranya," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Morgan Ortagus, Rabu.



Ortagus menambahkan bahwa keputusan itu dibuat untuk menunjukkan bahwa AS tidak akan mentolerir pelanggaran Republik Rakyat China atas kedaulatan AS.

Sebagai tanggapan, pada hari Jumat Kementerian Luar Negeri China mengumumkan bahwa mereka mencabut lisensi konsulat jenderal AS di kota barat daya Chengdu.

Kementerian Luar Negeri China juga menggambarkan situasi antara kedua negara saat ini sebagai sesuatu yang tidak ingin dilihat oleh pihak China, dan meminta AS bertanggung jawab.

"Kementerian Luar Negeri China memberi tahu Kedutaan Besar AS di China mengenai keputusannya untuk menarik kembali izin pendirian dan pengoperasian Konjen AS di Chengdu," ujar pemerintah China dikutip Reuters, Jumat.

"Kementerian juga membuat persyaratan khusus untuk penghentian semua operasi dan acara oleh Konjen."

Chatham House adalah lembaga swadaya masyarakat nirlaba yang berpusat di London. Lembaga ini meneliti dan mengutamakan pemahaman isu-isu internasional dan peristiwa terkini.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perang Dingin Makin Jadi, Trump Mau Tutup Konsulat China Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular